Kemenkeu Mengajar 5
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Memuji Pertanyaan Siswa SMAN 3 Malang
MALANG, SURYAKABAR.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Mengajar (KM) 5 digelar serentak di Indonesia, Senin (30/11/2020). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, KM 5 ini dilaksanakan secara virtual/daring. Tidak ada tatap muka pada hari mengajar.
Perbedaan lainnya dari KM-KM sebelumnya, tahun ini sekolah yang dilibatkan tidak hanya SD saja, namun mulai SD hingga SMA dan sederajat baik negeri maupun swasta.
Kendati dilaksanakan secara virtual/daring, namun antusias siswa mengikuti KM 5 tetap tinggi. Tahun ini di Malang Raya, KM 5 melibatkan lima sekolah yakni SDN Bareng 3 Kota Malang, SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang, SDIT Ahmad Yani Malang, SMP Negeri 1 Lawang dan SMA Negeri 3 Malang. Tahun lalu Kemenkeu Mengajar di Malang Raya dilakukan di 14 SD.
Total siswa SMAN 3 Malang yang mengikuti zoom meeting KM 5 yakni 484 siswa. Mereka terbagi dalam tujuh rombongan belajar (rombel). Rinciannya rombel 1 (64 siswa), rombel 2 (67 siswa), rombel 3 (72 siswa), rombel 4 (73 siswa), rombel 5 (69 siswa), rombel 6 (70 siswa) dan rombel 7 (69 siswa).
Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata yang menjadi relawan KM 5 di SMAN 3 Malang memuji siswa SMAN 3 Malang dalam menyampaikan pertanyaan.
“Luar biasa. Saya mendapatkan banyak pertanyaan yang relevan dengan pengelolaan APBN, relevan dengan keuangan negara, tidak hanya sekadar berbicara angka-angka, tetapi sikap dan perilaku untuk mengelola keuangan negara yang lebih baik dan lebih baik lagi, itu juga menjadi perhatian,” ucap Isa Rachmatarwata.
BACA JUGA:
- Perkuat Ekomoni UMKM dan Sosialisasi Insentif Pajak, Kanwil DJP Jatim II Gelar BDS Selama Empat Hari
Kepala Sekolah SMAN 3 Malang, Asri Widiapsari menyampaikan terima kasih kepada relawan Kemenkeu. “Relawan Kemenkeu hebat semua, bisa memotivasi anak-anak. Kami cek, anak-anak minta tambahan waktu, berarti relawan bisa memberi informasi dengan baik,” ujar Asri Widiapsari.
Bahkan, Asri Widiapsari berharap, KM 5 ini semakin memotivasi siswa SMAN 3 Malang untuk bergabung ke Kementerian Keuangan. “Mudah-mudahan ada Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) yang lain dari SMAN 3 Malang,” paparnya.
Pada kesempatan itu Asri Widiapsari juga berharap SMAN 3 Malang diberi kesempatan lagi untuk mengikuti Kemenkeu Mengajar pada tahun-tahun mendatang.
Ketua Rombel SMAN 3 Malang, Rizky Citra Anugerah, mengaku sangat terkesan dan termotivasi dari pemaparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim.
Rizky menuturkan betapa Sri Mulyani begitu cerdas menyampaikan materi keuangan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami anak muda.
“Ini menambah pemahaman kontekstual saya mengenai apa yang sedang terjadi dengan perekonomian Indonesia dan dunia, dan apa yang sudah pemerintah lakukan selama ini,” ucapnya.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat, baik pelaku ekonomi ataupun pejuang pendidikan, dapat memiliki resiliensi lebih di tengah keadaan yang dihadapi Indonesia saat ini. “Seperti yang dikatakan Pak Nadiem, kuncinya ada di gotong royong. Bersama-sama, kita merdeka,” tegasnya.
Selain kegiatan di kelas masing-masing, KM 5 juga mengundang perwakilan 10 anak terpilih dari tiap-tiap sekolah untuk diikutkan pada kelas virtual bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim.
Hana, siswi SMP Muhammadiyah 2 Depok menanyakan kepada Sri Mulyani, apa penyebab pendapatan negara lebih sedikit dari belanja negara.
Sri Mulyani menjelaskan, dalam proses penyusunan APBN, pihaknya melibatkan seluruh elemen pemerintahan, mulai dari Presiden dan Wakil Presiden, sekaligus menteri-menteri di kabinet.
Selain itu, pemerintah juga melibatkan DPR dalam penyusunan APBN. Bila anggaran yang dibutuhkan dan diajukan setiap kementerian atau lembaga masih tetap melampaui kemampuan pembiayaan negara meski sudah dilakukan perhitungan ulang dan efisiensi, maka pemerintah akan menutupi kekurangan anggaran tersebut dengan utang. Namun, Sri Mulyani menegaskan proses penarikan utang tersebut dilakukan dengan hati-hati. “Kalau ternyata tetap kurang, ya utang. Agar tidak menyusahkan, cari utang yang baik,” ujar Sri Mulyani.
Dia pun menjelaskan, dengan berutang bukan berarti negara menjadi miskin. Sebab negara kaya seperti Singapura, Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat juga melakukan utang.
“Kalau kalian lihat film Korea, kayanya negaranya lebih kaya dari kita, kira-kria kekurangan uang enggak ya untuk belanja? Ya kekurangan banget, ya utang juga,” ucap Sri Mulyani.
Program Kemenkeu Mengajar dengan tagline Dari Kami Untuk Negeri ini dalam rangkaian memperingati Hari Oeang Republik Indonesia ke-74 tahun 2020. Program ini diikuti 84 sekolah tersebar di 52 kota/kabupaten, 19 provinsi, dan 1 di Malaysia.
Sejak pertama kali kegiatan ini dilaksanakan pada 2016, setiap tahun penyelenggaraannya dilaksanakan di sekolah yang berbeda.
Pada 2016 kegiatan Kemenkeu Mengajar 1 dilaksanakan di 35 sekolah yang tersebar di enam kota. Memasuki tahun kedua, Kemenkeu Mengajar 2 dilaksanakan di 138 sekolah yang tersebar di 51 kota. Pada 2018, Kemenkeu Mengajar 3 dilaksanakan di 174 sekolah pada 67 kota di seluruh Indonesia.
Sementara pada 2019, Kemenkeu Mengajar 4 dilaksanakan pada 29 provinsi dan 60 kota di seluruh Indonesia serta melibatkan sekitar 3.700 relawan dari Kemenkeu. Mereka mengajar pada 155 Sekolah Dasar dengan jumlah siswa sekitar 47 ribu. (es)