Wabup Nur Ahmad Syaifuddin Serahkan Sapi Bobot 1,36 Ton ke Masjid Agung Sidoarjo
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Sapi kurban dengan bobot 1,36 ton berjenis Simental diserahkan Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifuddin kepada Ketua Takmir Masjid Agung Sidoarjo H. A. Nadhim Amir. Nantinya sapi kurban dari pemerintah kabupaten (pemkab) Sidoarjo tersebut dibagikan kepada masyarakat.
Selain Masjid Agung Sidoarjo, Kantor Kementerian Agama Sidoarjo juga menerima sapi kurban dari pemkab Sidoarjo dengan bobot 965 kg berjenis Limosin yang diserahkan Sekda Sidorjo, Achmad Zaini kepada perwakilan dari Kemenag Sidoarjo, Jumat (31/7/2020).
Idul Adha tahun ini pemkab Sidoarjo menyalurkan 12 sapi kepada lembaga-lembaga dan masjid-masjid.
Oleh karena perayaan Idul Adha tahun ini bersamaan dengan masa pandemi Covid-19 Wabup Nur Ahmad Syaifuddin menghimbau agar pelaksanaan penyembelihan hewan qurban dan pada saat penyaluran daging tetap dengan menjalankan protokol kesehatan.
“Tahun ini pemkab Sidoarjo menyalurkan 12 sapi kepada lembaga dan masjid, kami juga menghimbau, karena saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19 untuk itu masyarakat tetap waspada dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, menghindari kerumunan,” kata Nur Ahmad.
BACA JUGA:
Idul Adha bagi Nur Ahmad dimaknai sebagai momentum totalitas kepatuhan bagi seorang hamba yang namanya Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah SWT. Totalitas kepatuhan, keikhlasan dan pengorbanan yang telah diberikan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sehingga kejadian itu akhirnya dilestarikan umat muslim dengan merayakan Idul Adha.
“Untuk itu kami harus bisa memetik hikmahnya, kita harus senantiasa meningkatkan keikhlasan kita, totalitas pengabdian kita kepada masyarakat, sehingga pada akhirnya semua permasalahan yang ada di Indonesia khususnya di Sidoarjo ini bisa selesai. Salah satunya adalah masalah Covid-19, kalau tidak ada totalitas kepatuhan, tidak ada totalitas pengorbanan akan sulit,” tutur Nur Ahmad.
Nur Ahmad juga menyampaikan pencegahan wabah pandemi Covid-19 ini membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk masyarakat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Karena penyebaran atau memutus mata rantai ini harus dilakukan bersama tidak bisa dilakukan pemerintah saja. Kalau kuratifnya atau mengobatinya bisa, tapi penyebaran virusnya tidak bisa, maka masyarakat harus menjaga diri dengan protokol kesehatan yang harus diutamakan,” tuturnya.
Idul Adha juga menjadi momentum bersama pengorbanan dan totalitas menjalankan pengabdian kepada bangsa mewujudkan masyarakat yang sehat.
“Jadi kami kira momentum Idul Adha ini bagus agar memacu kepada kita untuk pengorbanan yang lebih besar lagi dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat dimulai dari keluarga, dimulai dari setiap pribadi menjalankan protokol kesehatan dan menjalankan budaya hidup sehat dan bersih,” tandasnya. (sty)