Pelaku Usaha Atribut Kelengkapan Sekolah di Sidoarjo Mulai Bangkit Seiring Pelaksanaan PTM
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Pelaku usaha atribut sekolah di Sidoarjo mulai menerima orderan. Ini setelah sekitar dua tahun lamannya terdampak pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 berdampak bagi pengrajin atribut sekolah, karena rata-rata pelanggannya datang dari lembaga sekolah, baik dari Sidoarjo maupun luar daerah.
Pengrajin atribut kelengkapan sekolah, Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Ali Imron mengaku, sejak pandemi, usaha atribut sekolah miliknya surut. Padahal, jika kondisi normal dalam satu minggu, bisa menerima pesanan 500 biji atribut sekolah per-itemnya.
“Sudah dua tahun ini sepi. Sejak sekolah menerapkan pembelajaran secara online,” kata Ali Imron kepada suryakabar.com, Jumat (17/9/2021).
Selain berdampak pada orderan, lanjut Ali Imron, ia tidak mampu lagi untuk terus memberikan gaji kepada karyawannya. Secara terpaksa para karyawan harus berhenti, karena sepinya orderan atribut sekolah dari pelanggan.
“Dalam kondisi belum memungkinkan seperti itu, karyawan di sini jadi berkurang dengan sendirinya. Banyak dari mereka memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan lain,” ujarnya.
“Dari 50 orang karyawan yang ada di sini, tinggal delapan orang yang masih bertahan,” sambungnya.
BACA JUGA:
Ketika datang orderan, lanjut Ali Imron, pesanan atribut kelengkapan sekolah dikerjakan bersama karyawan yang masih bisa membantunya. Tapi, tidak semua yang diajak, karena selama pandemi pesanan menurun, 70 hingga 80 persen.
“Orderan ada saja, tapi hanya 20 sampai 100 biji saja per-item atribut. Dan ini, tidak mungkin bisa mengajak semua karyawan. Hasilnya tidak cukup untuk dibagi dengan mereka,” terangnya.
Menurut Ali Imron, masa pandemi usaha atribut sekolah miliknya ini, sangat berbeda saat dalam kondisi normal. Dia bersama karyawannya harus terus melakukan inovasi sebisa yang dilakukan.
Mulai dari menyediakan stok produk, hingga melakukan beragam pemasaran, secara online, memanfaatkan sebuah platform digital berbasis jual-beli, marketplace, maupun secara langsung, door to door dengan menawarkan langsung ke toko-toko. “Selama ini kami terus berupaya bertahan, dan tetap produktif,” paparnya.
Seiring berjalannya waktu, Ia mulai mendapat angin segar, dan bersyukur. Sejak adanya kabar kelonggaran dari pemerintah, bagi daerah tertentu seperti, Sidoarjo sudah bisa menggelar pembelajaran tatap muka (PTM), usaha atribut sekolah miliknya ini mulai menerima orderan.
“Alhamdulillah, kini sudah mulai ramai lagi. Meski pun belum sebanyak seperti saat kondisi normal. Tapi, kami cukup bersyukur. Dalam seminggu ini, sudah banyak orderan yang masuk, sekitar 100 biji,” akunya.
Ia pun berharap, pandemi cepat berlalu dan kondisinya kembali normal seperti sebelumnya, sehingga orderan atribut sekolah bisa kembali dikerjakan bersama-sama karyawannya. (sty)