PDI-P Gelar Konsolidasi Internal, Hasto: Kami Tak Ingin Surabaya Jatuh ke Tangan yang Salah
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Jajaran DPP PDI-P menggelar konsolidasi organisasi internal partai di Kantor DPD PDI-P Jatim, Minggu (30/8/2020), guna menghadapi Pilkada Serentak, 9 Desember 2020.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui, memang ada beberapa daerah yang mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Di antaranya Surabaya.
“Selama hampir 10 tahun Ibu Risma memimpin, Surabaya menjadi ikon begitu banyak identitas keberhasilan, Smart City, The Green City, The Cultural City, dan begitu banyak identitas lainnya. Karena itulah Surabaya akan dijaga dan dilindungi anggota dan kader partai yang menyatu dengan rakyat untuk memenangkan pilkada,” ujar Hasto.
Menurut dia, untuk menjadi calon kepala daerah dari PDI-P harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais serta memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat.
“Atas dasar hal tersebut, PDI-P tidak ingin Surabaya jatuh ke tangan yang salah, jatuh kepada mereka yang hanya mengandalkan modal besar, dan di belakangnya berdiri mereka yang ingin mengubah tata kota hanya karena berburu kepentingan kapital,” tegas Hasto.
Lebih jauh, dia mengatakan, kepemimpinan ke depan Kota Surabaya adalah kesinambungan visi dan misi sebagaimana sudah diletakkan Wali Kota Bambang DH, Tri Rismaharini dan terutama kesinambungan harapan bagi wong cilik agar Surabaya tetap dipimpin oleh mereka yang memiliki jiwa kerakyatan.
BACA JUGA:
Dengan pertimbangan itulah, Hasto diperintah Megawati ke Surabaya untuk melakukan konsolidasi. Hasto datang bersama Djarot Syaiful Hidayat, Tri Rismaharini, dan Arif Wibowo yang semuanya merupakan jajaran DPP PDI-P. Acara konsolidasi tersebut dihadiri Ketua DPC PDI-P Surabaya Adi Sutarwijono.
Hasto menegaskan, tak ada “tarik tambang politik” antara dirinya dengan Risma. Dia menegaskan, dalam tubuh PDI-P tidak ada tarik-menarik. Yang ada adalah upaya menarik sekuat-kuatnya untuk kesejahteraan rakyat.
“Tidak ada tarik tambang politik di internal partai. Yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan. Semua taat sepenuhnya kepada keputusan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri,” jelasnya.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga Ketua DPP PDI-P Bidang Kebudayaan menyatakan, untuk menang di Surabaya, dibutuhkan modal sosial, yang jauh lebih penting ketimbang uang. “Dan ciri kepemimpinan PDI-P adalah selalu menyatu dengan rakyat di Surabaya,” pungkas Risma. (be)