Pendidikan
Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia Rakornas di Unesa Bahas Penguatan Kolaborasi dan Pengentasan Kemiskinan

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menekankan pentingnya kerja sama dan peran yang extraordinary atau luar biasa, dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan peran perguruan tinggi.

Hal itu disampaikan Menko PM Cak Imin dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Perguruan Tinggi yang dihadiri jajaran pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kampus II Lidah Wetan Surabaya, Kamis (14/8/2025).

Rakornas yang digelar atas kolaborasi Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Forum Rektor Indonesia (FRI), dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) ini mengusung tema “Optimalisasi Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui Tridarma Perguruan Tinggi”.

Baca Juga:  Temukan Inovasi, 6 Mahasiswa UMM Lulus Tanpa Skripsi

Rakornas mempertemukan pemangku kebijakan, pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, dan perwakilan dari unsur mahasiswa.

Cak Imin mengatakan, tantangan pembangunan yang masih timpang, kesenjangan pendidikan, dan angka kemiskinan yang masih tinggi di berbagai daerah menuntut peran bersama seluruh pihak.

Menurutnya, kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mengentaskan kemiskinan yang mencapai 8 persen, dan kemiskinan ekstrem yang berada di angka 3,1 juta penduduk.

Baca Juga:  Menko PM Muhaimin Iskandar Dorong Kampus Lain Tiru Unesa Alokasikan Gedung untuk Sekolah Rakyat

“Kemiskinan harus kita tuntaskan menjadi 0 persen pada tahun 2026. Karena itu, kolaborasi pengentasan kemiskinan, khususnya di pedesaan adalah pekerjaan serius, membutuhkan peran semua pihak secara extraordinary,” ujarnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko PMK Abdul Haris menyebut, sinergi berbagai pihak sangat diperlukan untuk mendorong terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berdaya.

“Peran perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta partisipasi aktif mahasiswa menjadi kunci dalam meningkatkan kesadaran dan peran nyata pemberdayaan masyarakat di desa-desa,” ungkapnya.

Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Nurhasan atau Cak Hasan mengatakan, penguatan kolaborasi dan perumusan langkah strategis untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat desa menjadi bagian dari agenda tersebut.

Baca Juga:  EJAVEC 2025 BI Jatim Hasilkan 376 Naskah Penelitian dan Siap Diterbitkan dalam Jurnal

“Pertemuan ini harus menghasilkan rencana aksi pemberdayaan masyarakat yang nyata, bukan sekadar ajang silaturahmi. Desain program pengabdian harus jelas, terarah, dan by design, sehingga benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tegas Rektor Unesa itu.

Sedangkan, Ketua MRPTNI Eduart Wolok menyoroti selama ini banyak forum perguruan tinggi dibentuk bersama para rektor, namun pada akhirnya kerap berjalan hanya berdasarkan inisiatif institusi dari masing-masing perguruan tinggi.

“Fakta ini menunjukkan bahwa peran perguruan tinggi perlu lebih nyata hadir di tengah masyarakat. Kolaborasi harus terstruktur dan berkesinambungan agar program pemberdayaan benar-benar implementatif dan berdampak bagi masyarakat,” pungkasnya. (aci)