Rencana Pembukaan Sekolah di Surabaya, Fraksi PSI: Jangan Mempertaruhkan Keselamatan Anak
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Rencana pembukaan kembali sekolah di Kota Surabaya mulai jenjang SMP mendapat penolakan dari berbagai pihak, termasuk Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya.
“Batalkan saja rencana tersebut, Surabaya belum siap untuk membuka kembali sekolah,” ujar Ketua Fraksi PSI DPRD Surabaya, William Wirakusuma, Selasa (4/8/2020).
William mengatakan, dalam mengambil sebuah kebijakan sebaiknya berdasarkan beberapa pertimbangan ilmiah. Tidak hanya data tingkat kesembuhan, tapi juga pertimbangan lainnya, misalnya index persepsi risiko masyarakat, apalagi ini menyangkut keselamatan anak-anak.
Berdasarkan hasil survei Laporcovid19.org bekerja sama dengan Nanyang Technology (NTU) posisi sampai dua minggu lalu nilai indeks persepsi risiko Surabaya masih di angka 3,42. Idealnya indeks persepsi risiko di suatu daerah atau wilayah harus mencapai di atas 4,00 untuk bisa melakukan pelonggaran sosial.
BACA JUGA:
Atas pertimbangan inilah, William menilai Surabaya masih jauh dari siap untuk melakukan pelonggaran beberapa sektor publik yang rentan penularan, termasuk sekolah.
“Tingkat kesembuhan memang bertambah, namun awareness tentang risiko atau bahaya virus corona masih kurang. Jangan mempertaruhkan keselamatan anak-anak,” tegas William.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya ini menambahkan, negara sekelas Korea Selatan, bahkan menutup kembali sekolah-sekolah yang sempat dibuka. Menurut dia, Korea Selatan adalah negara yang sangat baik dalam penanganan wabah corona. Kota Seoul jika dibandingkan Surabaya pelaksanaan test PCRnya sangat banyak serta pengawasan protokol kesehatan dilakukan sangat ketat.
“Jangan sampai membuat klaster baru dengan pembukaan sekolah-sekolah. Jangan membahayakan anak-anak,” ungkapnya.
Sementara itu Tjutjuk Supariono, anggota Fraksi PSI DPRD Surabaya yang duduk di Komisi D mengatakan, keberatan fraksi sudah disampaikan dalam rapat komisi D. “Kami sudah minta untuk dibatalkan dan sekolah baru boleh dibuka pada bulan Desember,” tandas Tjutjuk.
Senada dengan kedua rekannya, Josiah Michael, anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya mengatakan, pengawasan pelanggaran protokol kesehatan di lingkungan saja masih minim, kok mau buka sekolah?
“Lebih baik adakan kerja sama dengan PT Telkom dengan jaringan wifi.id nya yang sudah menjangkau seluruh wilayah Surabaya. Kemudian memberikan akses internet gratis kepada keluarga yang merasa berat dengan biaya kebutuhan kuota untuk sekolah daring,” tegas Josiah.
Dia juga menyampaikan, banyak sekali keberatan yang disampaikan warga atas rencana pembukaan kembali sekolah mulai jenjang SMP. “Untuk anak kok coba-coba,” pungkas Josiah. (be)