KONI Jatim Lakukan Penyesuaian Puslatda Proyeksi PON 2024 di Aceh – Sumatera Utara

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur melakukan penyesuaian Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100/V proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. Ini dilakukan karena anggarannya minim. Dari info yang ada anggaran yang diterima KONI Jatim untuk Puslatda tahun ini sebesar Rp 50 miliar.  

Direktur Badan Pelaksana (Bapel) Puslatda KONI Jatim, Irmantara Subagio mengatakan, penyesuaian Puslatda Jatim 100/V ini dilakukan karena minimnya anggaran yang harus dibagi rata untuk pembinaan semua cabang olahraga yang harus bersiap untuk menjalani Pra PON.

Karena itu, ia mengatakan, penyesuaian ini berdampak kepada uang pembinaan atlet, penyediaan sarana prasarana, hingga program latihan seperti try out ke luar negeri atau mendatangkan pelatih asing.

“Untuk kali ini tidak ada training camp luar negeri dan mungkin juga bantuan untuk pelatih asing,” tegas pria yang akrab disapa Ibag ini, Senin (6/3/2023).

BACA JUGA:

Bahkan, karena anggaran yang minim, KONI Jatim hanya merekrut atlet-atlet yang benar-benar memiliki prestasi dan peluang besar meraih emas. Terutama, paling dekat adalah Pra PON.

“Yang kami fasilitasi adalah yang punya track record meraih emas atau perak di PON Papua, kemudian emas dan perak di kejurnas dan atlet Pelatnas,” ujarnya.

Sedangkan yang meraih perunggu masih didalami, melihat apakah hasilnya mendekati peraih perak. “Misal waktunya beda satu detik maka masih bisa. Tapi kalau jauh sudah pasti tidak,” imbuhnya.

Ia menyebut, sementara ini ada 477 atlet, 115 pelatih dan 17 mekanik yang masuk Puslatda berlaku mulai Januari 2023 hingga berakhirnya Pra PON nanti. Sesuai jadwal yang sudah dirilis KONI Pusat, bulan September adalah batas akhir penyelenggaraan Pra PON.

Setelah mendapat hasil dari Pra PON, KONI Jatim akan melakukan evaluasi bersama cabor terkait. Dari hasil tersebut bisa mempengaruhi SK Puslatda apakah akan ada penambahan atau bahkan pengurangan atlet menuju PON.

“Yang penting target kami di Pra PON ini harus bisa lolos sebanyak mungkin,” kata pria yang juga dosen di Universitas Negeri Surabaya itu.

Menurutnya, Pra PON kali ini akan lebih berat. Sebab, tidak ada wildcard bagi peraih juara di PON Papua lalu, sehingga mereka harus turun mengikuti Pra PON untuk mencari tiket ke PON. “Wildcard hanya untuk tuan rumah saja. Jadi Pra PON nanti semakin berat,” aku Ibag.

Karena itu, dengan keterbatasan yang ada saat ini ia berharap tidak menyurutkan semangat para atlet untuk mempersiapkan diri dan harus menunjukkan prestasi terbaiknya.

Harapan besar juga disampaikan kepada pengurus cabor untuk bisa memberi kontribusi lebih dalam pembinaan. Misal dalam Puslatda satu cabor hanya ada tiga atlet Puslatda, sedangkan atlet di luar Puslatda yang akan diikutkan Pra PON menjadi tanggung jawab dari cabor. “Bahkan kalau ada cabor yang ingin membiayai sendiri latihan ke luar negeri kami sangat senang,” tambah Ibag. (es)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *