Revitalisasi TRS, Pemkot Surabaya Pusatkan Seni, Aspirasi, dan IT Tri Sakti
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya berencana merevitalisasi Taman Remaja Surabaya (TRS) menjadi Gedung Kesenian tahun depan. Sedianya, lokasi tersebut bakal menjadi pusat seni dan lokasi Festival Aspirasi ‘Tri Sakti’.
Area ini bakal disulap menjadi tempat yang mampu menampung seluruh kreativitas seni, aspirasi sekaligus teknologi yang sudah lama dikenal sebagai Hi-Tech Mall.
Gagasan itu disampaikan Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. “Tetap masih menjadi kenangan warga Surabaya, hanya lebih menjadi identitas yang kuat,’’ kata Whisnu Sakti usai senam bersama warga di Lapangan Putro Agung, Minggu (23/8/2020).
Nantinya, penggabungan unsur dari revitalisasi sesuai dengan ajaran Tri Sakti Bung Karno. Yakni, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. ’’Iya, akan dibangun gedung, jika dilihat dari atas akan berbentuk lambang Tri Sakti,’’ kata WS, panggilan Whisnu Sakti.
BACA JUGA:
Kawasan baru ini akan menampung seluruh kreativitas seni, hiburan rakyat, sekaligus pusat perbelanjaan IT yang diklaim Pemkot Surabaya menjadi yang terbesar se-Indonesia Timur.
Seluruh penggabungan unsur seni, aspirasi masyarakat, dan niaga elektronik menjadi satu area. Bangunan bertingkat terdiri beberapa lantai diperuntukkan sebagai lokasi seni, tempat pertunjukan, dan perbelanjaan elektronik.
Sedangkan, untuk akses kawasan bawah akan dipercantik dengan taman, dan aula outdoor sebagai lokasi penyampaian aspirasi.
’’Juga disediakan ruangan-ruangan yang mungkin bisa dijadikan sekretariat bersama seluruh organisasi, dan komunitas,’’ kata politisi PDI-P ini.
Wilayah samping gedung tetap menjadi wahana permainan bagi masyarakat. ’’Jadi sekali ke sana semua terpenuhi,’’ imbuhnya.
Lebih jauh, dia menerangkan, Hi-Tech Mall sudah menjadi ikon perbelanjaan tentang piranti elektronik yang terkenal sejak lama. ’’Orang luar Surabaya kalau kulakan piranti IT sudah dari dulu selalu ke sana. Nah, bagaimana bisa dimodernisasi, namun tidak meninggalkan historisnya,’’ pungkas WS. (be)