BPIPI Gali Potensi Lewat Lomba Desain Alas Kaki

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Balai Pengembangan Industri Persatuan Indonesia (BPIPI) Ditjen IKM Kemenperin terus menggali potensi industri alas kaki di Indonesia dengan menggelar lomba “Indonesia Footwear Creative Competition” sebagai upaya mengoptimalkan Industri Kecil Menengah (IKM).

Kepala BPIPI Heru Budi Susanto mengatakan, adanya kegiatan ini pihaknya bisa mengetahui ide-ide anak muda yang penuh kreativitas.

“Dari data yang ada sebanyak 688 karya yang masuk terbagi dalam tiga kategori yakni desain sepatu, fotografi dan juga videografi dari masing-masing peserta,” kata Heru Budi Susanto disela penjurian tahap akhir di Kantor BPIPI Tanggulangin, Sidoarjo, Selasa (31/7/2018).

Ia mengemukakan, nantinya akan dipilih satu pemenang desain. Sepatu yang didesain akan menjadi prototipe atau contoh awal pembuatan sepatu sesuai desain yang dibuat.

“Tahun ini kami masih sebatas itu dan kedepan kami akan bekerja sama dengan merek lokal, supaya mereka bisa mengakomodir desain dari para peserta ini. Nanti teknisnya bisa dibicarakan lebih lanjut,” katanya.

Ia mengatakan, industri alas kaki ini tidak hanya memiliki peranan fungsional, tetapi bagian dari fashion yang saat ini banyak digemari anak-anak urban.

“Saat ini konsumen per kapita sepatu terus mengalami peningkatan dari yang sebelumnya 1,8 kini meningkat menjadi 3,4 pasang pertahunnya. Artinya, banyak di antara masyarakat yang memiliki beberapa pasang sepatu untuk digunakan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini produksi sepatu masih memiliki peluang cukup tinggi di mana Industri Kecil dan Menengah nantinya akan menjadi pusat kiblat busana muslim dunia.

“Dan sepatu merupakan salah satu komponennya akan ikut terdongkrak,” katanya.

Pada perlombaan ini diharapkan muncul nama-nama baru yang bisa menang dan bisa maju dalam tingkatan yang lebih tinggi minimal bisa menembus Asia atau bahkan dunia.

“Salah satu fokus utama program ini adalah generasi muda dimana melihat peluang dan potensi jangka panjang populasi Indonesia pada 2025 akan didominasi usia 20-39 tahun sebanyak 30 persen,” katanya.

Ia mengatakan, dari data yang ada, kontribusi pengelolaan nonmigas terhadap PDB tumbuh positif di akhir 2017 sebesar 5,14 persen dibandingkan periode 2016, industri alas kaki tumbuh positif di dalamnya.

“Oleh karena itu, kami terus mendorong supaya mereka yang menang dalam kegiatan ini bisa tampil lebih tinggi seperti dalam kegiatan ‘International Footwear Desain Competition’,” katanya.

IFCC 2018 kali ini menghadirkan juri-juri profesional di antaranya pada kategori fotografi ada nama Arbain Rambey, Darwis Triadi dan Ifan Hartanto. Pada kategori videografi menghadirkan juri Takun Arosid, Alexandri Lutfi dan Yuyung Abdi.

Minat peserta pada IFCC kali ini sangat tinggi. Terbukti karya yang masuk sebanyak 688 karya. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *