Indonesia Soccer Academy Prioritaskan Kualitas Layanan dan Iptek
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Indonesia Soccer Academy (ISA) Sidoarjo layak dikategorikan sebagai wadah pembinaan pemain usia muda papan atas. Predikat ini bukan tanpa alasan. Selain memiliki kurikulum pembinaan dan tata kelola yang jelas, fasilitas dan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya di atas Sekolah Sepak Bola (SSB) atau akademi pada umumnya.
Proses latihan ISA yang dilaksanakan di stadion bertaraf Internasional, yakni Stadion Gelora Delta dan Stadion Jenggolo menjadi indikator, akademi tersebut mempunyai standar yang tinggi dalam pengelolaannya. Coach teacher, sebutan tenaga pelatihnya berasal dari kalangan akademisi dan mantan pemain nasional, seperti Uston Nawawi dan Nurul Huda.
“Coach Teacher kami mayoritas lulusan Sarjana, ada juga Magister dan Doktor di bidang Kepelatihan Olahraga. Mereka juga memiliki sertifikat kepelatihan lisensi D nasional dan C AFC,” kata Imam Syafii, Pendiri ISA ketika diwawancari suryakabar.com, Sabtu (4/11/2017).
Upaya menjadikan ISA sebagai akademi yang berstandar, dibuktikan dengan dibukanya Laboratorium Kondisi Fisik. Laboratrium ini secara khusus diperuntukkan untuk mengembangkan kondisi fisik pemain agar para pemainnya bisa tampil prima di setiap pertandingan.
Ketika ditanya kenapa menggunakan istilah laboratorium kondisi fisik, bukan pusat kebugaran atau fitness center, Dosen Universitas Negeri Surabaya itu menjelaskan, tempat tersebut bukan semata-mata tempat berlatih, tetapi juga sebagai tempat kajian dan penelitian terhadap proses dan hasil latihan kondisi fisik yang dilakukan siswanya.
“Kami ingin proses pembinaan di ISA bersentuhan dengan Iptek keolahragaan, seperti halnya yang terjadi di Negara yang sudah maju sepakbolanya. Cara-cara pembinaan konvensional sudah harus ditinggalkan bila kita ingin bersaing di level sepak bola yang lebih tinggi,” jelasnya.
Dalam pengamatan suryakabar.com, manajemen ISA tidak hanya berfikir meningkatkan kualitas secara internal, tetapi juga secara eksternal. Dengan semboyannya membangun masa depan sepak bola lebih baik, saat ini ISA memiliki tiga turnamen yang sangat berkualitas. Anniversary Cup (U-10, U-12 dan U-14), Liga Mandiri (U-14) dan Grassroots Day (U-11 dan U-13) adalah turnamen-turnamen yang digelar ISA dan sudah memasuki tahun keempat.
Bukan profit oriented yang dicari manajemen ISA dalam setiap menggelar turnamen. Buktinya, setiap event yang dilaksanakan pesertanya tidak lebih dari 10 tim dan sistemnya seperti liga, setiap tim saling bertemu. “Baru kali ini saya ikut turnamen yang pelaksanaannya sangat rapi dengan sarana pendukungnya yang sangat luar biasa. Anak-anak senang, karena bermain di lapangan yang bagus, begitu juga dengan pengurus dan orang tua, mereka merasakan puas dengan penyelenggaraan yang dilaksanakan ISA,” kata Achiyar Gatut, Manajer Bojonegoro Putra, salah satu peserta Liga Mandiri 2017.
Dalam kurun waktu empat tahun menjalani proses pembinaan, ISA mampu memberikan kontribusi pemain kepada klub lokal dan nasional. Bahkan beberapa pemain yang pernah bergabung dengan ISA ada yang sudah memakai seragam tim nasional, seperti Imam Fauzi, Chrisna Bagascara, Januarius Toa Meka dan Brylian Negietha Dwiki Aldama. (es)