Smamda Surabaya Ajak Siswa Asing Belajar dan Praktik Membatik saat Memperingati Hari Batik
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Memperingati Hari Batik Nasional, siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) mengajak siswa asing inbound program Rotary Youth Exchange belajar dan mempraktikkan langsung cara membuat batik.
Selain untuk mengenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia, hasil batik yang dibuat bisa dimanfaatkan untuk kenang-kenangan saat mereka kembali ke negaranya masing-masing.
Sebanyak tujuh siswa asing belajar dan mempraktikkan langsung cara membuat batik bersama siswa-siswa Smamda Surabaya.
Mereka berasal dari Jerman, Finlandia, Malaysia, dan Filipina. Selain itu, juga diikuti tiga siswa asing program Rotary Youth Exchange yang bersekolah di SMA Negeri 5 Surabaya, SMA Trimurti Surabaya dan SMA Santa Maria Surabaya.
Emelie Sophie Knaack, salah satu siswa asing asal Jerman mengaku baru pertama kali belajar dan ikut praktik langsung membatik.
Namun, sebenarnya siswa asal Gymnasium an der WilmsstraBe, Germany School yang kini tercatat sebagai siswa inbound di Smamda Surabaya ini sudah mengetahui batik asli Indonesia sejak lama.
“Sangat menyenangkan. Membatik ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar hasilnya juga bagus,” kata Emelie ditemui di sela-sela belajar dan praktik membatik di Smamda Surabaya, Senin (2/10/2023).
Kepala Smamda Surabaya, Astajab mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya mengenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Dalam proses pengenalannya, siswa diajak secara langsung untuk menggunakan alat batik tulis, seperti canting, lilin, hingga kain, disertai pembekalan teknik membatiknya.
“Hasil membatik berupa lukisan, kaus atau tas goodie bag batik yang nanti bisa dibawa pulang ke negaranya sebagai kenang-kenangan,” ujar Astajab.
Astajab juga menegaskan, jika batik harus dirawat. Sebagai implementasi dari hal itu, Smamda telah memasukkan program membatik dalam pembelajaran Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Smamda juga selalu menjadi tempat belajar siswa atau mahasiswa asing membatik. Seperti, saat menerima tamu siswa asing program student exchange.
“Sehingga, saat ini, membatik bukan hanya sebagai kegiatan ekstra kurikuler, namun juga sebagai pembelajaran intrakurikuler yang sudah masuk dalam kurikulum,” jelasnya.
Sebagai informasi, untuk siswa inbound Rotary Youth Exchange di Smamda Surabaya ini, adalah mereka bersekolah selama satu tahun untuk mendalami tentang bahasa dan budaya Indonesia. (aci)