Kualifikasi Piala Dunia 2026
Beda Jalan Sepak Bola Jepang

Konon Prof BJ Habibie pernah menyampaikan, “Jika kita belum bisa membuat jarum, jangan kita belajar membuat jarum, kita harus membuat pesawat, karena kalo kita belajar membuat jarum terlebih dahulu, maka kita akan makin tertinggal dengan bangsa lain.”

Sepak bola kita saat ini tampaknya sedang menempuh jalan tersebut. Tim Nasional saat ini banyak diperkuat putra bangsa yang mendapatkan pembinaan dari negara-negara Eropa.

Mungkin pengurus federasi berhitung jika menunggu hasil pembinaan sepak bola dalam negeri maka sepak bola Indonesia, yang digemari seluruh lapisan masyarakat, tidak akan kemana-mana.

Jepang yang akan kita hadapi sore nanti menempuh jalan berbeda. Dengan keyakinannya mereka fokus kepada pembinaan sepak bola dalam negeri yang konsisten.

Baca Juga:  Presiden Prabowo Sambut Hangat Kemenangan Timnas Indonesia atas Tiongkok, Undang di Kediaman Pribadi

Jepang membagi pelatihan sepak bola ke dalam lima tahap. Pertama, usia 8-9 tahun sebagai periode pengenalan sepak bola. Lalu usia 10-15 tahun sebagai periode pembelajaran teknik dan taktik dasar, ketiga, 16-17 tahun sebagai periode praktik bertanding. Keempat, usia 18-21 tahun sebagai periode pendewasaan. Kelima, usia 21 tahun ke atas sebagai masa untuk menuju tahap profesional kesempurnaan.

Anak-anak kecil dibiarkan menikmati sepak bola, berlatih sebentar namun intensif. Anak-anak juga dicekoki dengan film kartun Kapten Tsubasa yang bercerita tentang seorang anak bernama Tsubasa Oozora mengejar mimpi untuk membawa Jepang meraih gelar juara Piala Dunia. Kompetisi juga intensif digelar melalui jalur sekolah dasar hingga universitas.

Baca Juga:  Selamat Datang Akira Higashiyama, Pelatih Timnas Putri U-19 Indonesia

Federasi mendidik ribuan bahkan puluhan ribu pelatih Jepang dengan harapan anak-anak Jepang mendapatkan program latihan yang benar dan berkualitas.

Program latihan berkualitas yang dipadu dengan pengetahuan tentang taktik, peningkatan fisik dan asupan gizi. Jepang kini memiliki pelatih berlisensi A AFC terbanyak di Asia. Jepang memiliki target juara dunia pada 2050.

Di pertemuan pertama, Timnas menelan kekalahan 4 gol tanpa balas. Sore nanti Timnas mendapatkan tambahan kekuatan hasil pembinaan sepak bola terbaik Eropa yaitu Emil Audero, Mees Hilgers, Joey Pelupessy, Dean James dan Ole Romeny.

Baca Juga:  Awas Enrique Pressing dari Tiongkok!

Di bench juga ada perubahan dari Shin Tae Yong ke Patrick Kluivert. Dengan kepercayaan diri dan performa yang baik dalam dua pertandingan terakhir, Timnas Indonesia tidak akan memberikan partai yang mudah bagi samurai-samurai Asia tersebut.

Meskipun hasilnya sudah tidak terlalu menentukan, tapi pertandingan beda kelas jika dilihat dari rangking FIFA ini dijamin akan berlangsung seru dan menarik.

PSSI saat ini telah melakukan banyak hal selain memperkuat Tim Nasional. Yang paling terlihat adalah kemudahan untuk mengikuti kursus lisensi bagi pelatih.

Semoga saja terus ada perbaikan. Dan perbaikan tersebut dilakukan secara konsisten siapapun orang-orang yang memimpinnya. Sehingga pada akhirnya pemain muda kita mendapatkan teknik yang tepat, disiplin yang tinggi, paru-paru dengan pernafasan yang sehat, otot dan tulang kuat hasil asupan gizi yang menunjang dan suasana kompetisi yang profesional dan penuh sportivitas. Seperti yang pemain Jepang terima selama ini. Jayalah Sepak Bola Indonesia.

Penulis: Johan Satrya, Pecinta Sepak Bola Indonesia