Pendidikan
Dua Alumni PCU Surabaya Terlibat Penggarapan Film Animasi, Jumbo
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Film animasi “Jumbo” karya sejumlah animator Indonesia mencuri perhatian penonton lintas usia. Belum sampai dua pekan penayangan sejak dirilis perdana pada 31 Maret 2025, jumlah penonton yang menyaksikan film ini mencapai jutaan orang.
Namun, dibalik pencapaian gemilang yang membanggakan industri animasi Tanah Air, ada lebih dari 420 animator muda dari berbagai kampus di Indonesia yang terlibat. Salah satunya, Petra Christian University (PCU) Surabaya.
Dua animator muda alumni PCU terlibat dalam pembuatan film berdurasi 102 menit itu, yakni Maximillian Serafino Suprapto, alumni International Program in Digital Media (IPDM) angkatan 2020, dan Fandy Soegiarto, alumni Desain Komunikasi Visual (DKV) angkatan 2006.
“Awal mulai terlibat dalam proyek ini saat menjalani masa magang sebagai mahasiswa IPDM PCU. Di bawah bimbingan Ayena Studio, saya bertugas pada bagian Blocking, Animating hingga Clean-up,” ujar Max, sapaan akrab Maximillian, Senin (14/4/2025) malam.
Max mengaku sangat senang dan bangga bisa ikut menjadi bagian dari proyek film animasi yang pertama dan bisa booming di masyarakat.
Menurutnya, animasi untuk film Jumbo ini harus melewati proses yang cukup detail dengan empat tahapan. Mulai Layouting, yang menentukan set environment dan karakter, hingga Blocking, di mana gerakan dan ekspresi karakter mulai digarap.
“Sederhananya mencari gerakan karakter (body mechanic) yang realistis dan meyakinkan hingga terasa sangat nyata. Dalam tahapan ini gerakannya masih patah-patah,” terangnya.
Max menjelaskan, setelah proses Layouting dan Blocking baru dilanjutkan ke tahap Animating untuk memperhalus gerakan, dan terakhir Clean-up, penyempurnaan animasi dengan detail seperti rambut dan aksesori. Max mengakui proses pengerjaan selama empat bulan itu penuh tantangan.
“Salah satunya terkait aksesori, seperti adegan saat Don memakai tas. Itu tricky sekali pembuatannya. Karena ada interaksi dari Don dengan tas yang gak bisa gerak sama sekali. Jadi harus teliti dan detail banget agar gak terlihat aneh atau kaku,” jelasnya.
Max menyebut, animasi di film Jumbo ini standar kualitas animasinya tinggi, sedangkan pengalamannya saat itu masih terbatas. Namun, justru di situlah Max banyak belajar dan mulai berkembang.
“Menurut saya (Jumbo) sudah melebihi ekspektasi. Jujur, saya kaget bisa se-booming ini. Karena saat itu, saya merasa timing yang benar atau enggak nih waktu rilis? Karena desas-desus dari barat itu banyak film animasi yang akan dikeluarkan. Takutnya kalah dengan pasar dari luar,” ungkapnya.
Sedangkan, Fandy Soegiarto, alumni DKV PCU angkatan 2006 yang menjabat sebagai Project Manager di Caravan Studio, Jakarta Barat mengaku, bersama timnya, Fandy dipercaya rumah produksi Visinema untuk menyelesaikan seluruh konsep visual Jumbo, mulai dari desain karakter, keyarts, hingga set dan props design.
“Saya bertanggung jawab sebagai koordinator project yang sekaligus membantu dalam mendesain bersama tim, dan memastikan untuk menyelesaikan seluruh artwork yang diperlukan dengan baik,” katanya.
Fandy juga mengaku bangga bisa berkontribusi dalam proyek film sebesar Jumbo. Terlebih, kerja keras selama beberapa tahun akhirnya bisa dinikmati masyarakat luas.
“Kepada generasi muda, saya berpesan agar terus berkarya dan mencintai sebuah proses. Jangan patah semangat untuk menciptakan dunia yang menginspirasi dengan karya tangan kita,” pungkas Fandy. (aci)