Kemenkeu Mengajar, Menginspirasi hingga Penjuru Negeri
MALANG, SURYAKABAR.com – Kemenkeu Mengajar (KM) tahun ini memasuki tahun ketujuh. Kegiatan mengajar selama satu hari di sekolah ini merupakan rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Oeang RI ke-76 dan Hari Antikorupsi Sedunia 2022.
KM diselenggarakan tanpa membebankan pembiayaan pada APBN dan diikuti ASN Kementerian Keuangan secara sukarela.
Puncak kegiatan yang dilaksanakan, Senin (28/11/2022) ini diikuti lebih dari 5.000 pegawai Kemenkeu yang tersebar di 37 provinsi dan 101 kota di tanah air dan melibatkan 357 sekolah dari jenjang SD sampai SMA.
Malang menjadi salah satu kota yang rutin menyelenggarakan KM setiap tahun. Ini karena besarnya animo relawan dari berbagai kota di Indonesia untuk bergabung. Menyertakan sekolah-sekolah di Kota Malang, Kabupaten Malang serta Kota Batu.
Tahun ini KM7 Malang Raya melibatkan 11 sekolah yaitu SDN 1 Sukun, SDN 1 Karangpandan, SDN 2 Tlogomas, SDN 2 Karangbesuki, SDN 1 Pakisaji, SDN 5 Kebonagung, SDN 7 Kepanjen, SDN 4 Panggungrejo, SMAK Yos Sudarso dan SLB ABD Negeri Kedungkandang.
BACA JUGA :
Beberapa relawan menyatakan baru pertama kali mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan ini menjadi alternatif yang menyenangkan di sela kepadatan pekerjaan. Rasanya menyenangkan dan menghibur mengajar anak-anak ini,” ujar W Maya Wiranti yang berdinas di Kantor Pelayanan Pajak di Jakarta.
Enis Nurul F yang berasal dari KPP Jember menceritakan bagaimana anak-anak sekolah dasar yang dihadapinya begitu kreatif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
“Saat kami mencoba menjelaskan makna dari nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan bahasa sederhana, anak-anak ini rupanya paham dan bahkan bisa menjawab dengan kepolosan mereka. Lucu mendengarnya,” papar Enis Nurul.
Para relawan KM membawa misi mengajarkan bagaimana peran Kementerian Keuangan dalam upaya menjaga perekonomian negeri, serta memperkenalkan profesi-profesi yang ada di Kemenkeu. Tak lupa relawan juga mengenalkan nilai-nilai dan semangat yang dianut seluruh penggawa Kemenkeu.
Antusiasme yang dirasakan seluruh relawan yang terdiri dari Panitia Daerah, Pengajar, Fasilitator, dan Dokumentator disambut hangat oleh seluruh sekolah yang menjadi kolaborator.
“Kepala sekolah kami buru-buru mendaftarkan diri begitu tahu dibuka pendaftaran mandiri tahun ini,” papar Armylia, seorang relawan KM7.
Acob Achmadi, relawan yang lain juga menyebutkan betapa pihak sekolah sigap dan sangat menyambut kedatangan para relawan.
Meriahnya sambutan sekolah juga disampaikan Didit Teguh N yang datang dari Pasuruan. “Kami disuguhi tari Grebeg Sabrang yang dibawakan para pelajar sekolah SMAK Yos Sudarso,” terang Didit Teguh.
Sambutan berupa pagelaran tari juga disajikan siswa/siswi SDN 1 Pakisasji yang ditempati M. Mudzakkir, relawan yang juga menjadi penyuluh anti korupsi dari Kanwil DJBC Malang.
“Para murid menampilkan tarian Bapang khas daerah setempat, dan kami seluruh relawan mengikuti mereka. Bahkan mereka meminjamkan selendang kepada kami,” cerita M Mudzakkir.
Mencoba memasukkan unsur budaya atau kekhasan setempat menjadi salah satu media komunikasi para relawan, seperti yang ditunjukkan Andri Irawan dengan mengenakan kostum Gatotkaca, sehingga menjadi daya tarik lebih bagi anak-anak sekolah dasar.
Setelah dua tahun selama pandemi KM dilaksanakan secara daring, sehingga interaksi dengan siswa terbatas. KM 7 tahun ini menjadi angin segar bagi seluruh pihak yang terlibat.
Febriana D. Carira yang datang dari KPP Pasuruan menyatakan, guru-guru SDN 2 Karangbesuki tempatnya mengajar senang anak-anak mendapat pengetahuan tentang pengelolaan keuangan negara dari sumbernya langsung, serta mengenal lebih banyak profesi.
“KM7 ini mengobati kerinduan saya untuk berinteraksi dengan anak-anak sekolah. Keceriaan mereka membuat waktu serasa berjalan terlalu cepat,” ungkap seorang relawan yang lain.
Beberapa kesan lain yang ditangkap para relawan adalah para murid cenderung enggan melepas kepergian relawan, karena waktu yang dialokasikan untuk kegiatan KM ini memang cukup singkat.
Begitu pula guru-guru pengajar, berharap sekolahnya akan dilibatkan lagi pada pelaksanaan KM berikutnya. “Jangan pulang dulu, Bu, sampai sore di sini!” “Besok ke sekolahku lagi kan, Pak?” (*)