DJP Jatim II Kenalkan Pajak di Forum Ta’aruf Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Hadir Menko PMK
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Jawa Timur II menjadi salah satu narasumber dalam Forum Ta’aruf Mahasiswa Baru (Fortama) 2021/2022 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Gelaran diikuti 500 mahasiswa baru secara luring di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus Umsida dan sekitar 1.500 lebih mahasiswa baru mengikuti secara daring lewat Zoom Meeting, Kamis (23/9/2021).
Fortama dengan tema Transformasi Mahasiswa Berkemajuan Menuju Generasi Emas 2045 tersebut dibuka Rektor Umsida Hidayatullah.
Turut hadir dan memberi pengarahan kepada para mahasiswa, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Pada kesempatan itu, Muhadjir meminta generasi muda bersiap menuju Indonesia Emas 2045.
Hadir pula Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari.
BACA JUGA:
Sejalan dengan pesan Menko PMK, Tim Penyuluh Pajak Kanwil DJP Jawa Timur II yakni F.G. Sri Suratno, Chandra Hadi, dan Arif Anwar Yusuf membawakan materi Pajak dan Bela Negara. Secara bergantian, para narasumber menerangkan pentingnya pajak, juga esensi dan urgensi bela negara dengan membayar pajak.
Chandra Hadi mengatakan, secara umum tahun 2021 ini pemerintah masih bergantung pada pajak. Pendapatan negara didominasi penerimaan perpajakan dengan kontribusi sekitar 75 persen.
Pajak digunakan untuk membiayai belanja pemerintah, antara lain untuk pelayanan umum, ekonomi, kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, agama, perlindungan sosial, ketertiban dan keamanan,
pertahanan, serta belanja lainnya.
Chandra juga menambahkan, menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia, bagaimana pajak harus bisa mengayomi seluruh rakyat, sementara orang yang mau membayar dan melaporkan pajak tidak terlalu besar jumlahnya.
Oleh sebab itu, kesadaran pajak harus dibangun secara bersama-sama dan terus menerus agar bisa menuju bangsa yang mandiri.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pencetak generasi emas diharapkan mampu berperan besar membangun dan menumbuhkan kesadaran pajak kepada para mahasiswa dan anggota civitas akademika lainnya.
Selanjutnya, Arif Anwar Yusuf menyatakan, setiap warga negara wajib membela negara, baik dengan fisik maupun non fisik. Bela negara fisik dilakukan TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan masyarakat sebagai kekuatan cadangan.
Sedangkan bela negara non fisik bisa dilakukan dengan tekun belajar dan membayar pajak. Upaya bela negara ini merupakan bentuk kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terakhir, F.G. Sri Suratno menambahkan, ada satu urgensi lain yang tidak kalah penting. Membayar pajak dengan tertib dan benar adalah jati diri bangsa, sebagai wujud kemauan untuk membangun bangsa itu sendiri.
Sebelum menutup materi, ketiga narasumber mengajak seluruh mahasiswa sebagai generasi muda untuk mengerti dan turut berkontribusi selamanya dengan membayar pajak, karena membayar pajak adalah wujud bela negara. (es)