27 Pelatih Ikut Kursus Lisensi D, Ada Pengenalan Analisis Video

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Askot PSSI Surabaya sukses menggelar kursus kepelatihan lisensi D nasional perdana di tengah-tengah pandemi Covid-19, yang digelar di Bumiaji, Batu, Malang, 5-11 Oktober 2020.

Para pelatih mendapat materi dasar sepak bola filanesia (filosofi sepak bola Indonesia) sesuai modul level D juga pengenalan analisis video.

Sebanyak 27 pelatih dari sejumlah daerah di Indonesia mengikuti pelatihan yang terdiri dari sesi teori dan praktek di lapangan. Kendati demikian, kegiatan ini tetap diberlakukan sesuai standar protokol kesehatan pengendalian Covid-19 secara ketat oleh panitia.

Adapun pelaksanaan teori bertempat di Hotel Victory Junggo dan praktek di Lapangan Gabes Bumiaji, Batu.

Para peserta juga menjalani sistem karantina oleh panitia pelaksana (panpel) dalam kegiatan kursus kali ini. Tak sembarangan orang yang tidak berkepentingan bisa masuk dalam training camp.

“Dengan masa pandemi seperti saat ini, kompetisi sulit bergulir. Tapi ini adalah kesempatan untuk memanfaatkan waktu untuk meningkatkan SDM pelatih lewat kursus lisensi,” terang Manajer Badan Liga Askot PSSI Surabaya, Ramzy Okbah, Minggu (11/10/2020).

Ramzy mengatakan, sesuai surat rekomendasi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu kegiatan diwajibkan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Mes pemusatan lokasi steril dengan jumlah orang terbatas.

Setiap individu wajib mengenakan masker, faceshield dan membatasi jarak sekaligus menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) selama kegiatan.

“Setiap hari wajib melakukan cek suhu tubuh. Kami juga siapkan ruang untuk isolasi bila ada gejala identik Covid-19,” ungkap Ramzy.

BACA JUGA:

Sementara itu, Instruktur Kursus Lisensi D Joko Susilo mengungkapkan, pelaksanaan kursus kepelatihan kali ini cukup menantang, lantaran berbeda dengan biasanya. Satu hal yang paling kentara, setiap peserta dan panitia wajib mengenakan masker, faceshield dan menjaga jarak. Plus harus menjaga kebersihan apalagi setelah praktek lapangan.

Selain itu, dari sesi materi, ada yang harus digantikan dengan simulasi, karena aturan protokol kesehatan. Yakni, sesi mengorganisasi atau menggelar festival sepak bola kelompok usia.

Bila sebelum pandemi, para pelatih wajib bekerjasama menggelar sebuah festival sepak bola dengan sejumlah tim SSB. Para peserta dibagi tugas agar festival berjalan lancar. Namun, sebagai gantinya, festival hanya dibuat sebatas simulasi dengan peserta pelatih sendiri seadanya.

“Kita nggak bisa praktek festival jadi hanya simulasi. Tapi yang penting tetap tidak mengurangi esensinya. Dalam situasi pandemi, ini pertama kali di Jatim kita gelar kursus sesuai protokol kesehatan. Tapi Alhamdulillah semua lancar,” terang mantan pelatih Arema FC ini.

Joko Susilo juga cukup takjub dengan animo besar para pelatih. Pasalnya, banyak peserta yang berasal dari luar Jatim.

Peserta juga bersemangat melahap materi selama satu pekan penuh. “Ada tiga peserta terjauh dari Bandung, ada juga Banyuwangi, Sidoarjo dan Gresik. Baru kali ini saya jadi instruktur ada peserta jauh, biasanya lokal saja,” imbuh Direktur Teknik Persik Kediri ini.

Selain itu, pada pelatihan lisensi D kali ini, Joko Susilo yang didampingi asisten instruktur Agung Prasetyo juga memberikan materi pengenalan analisis video dan pengenalan dasar sebagai persiapan menuju tingkat lisensi C. Namun, kurikulum tetap mengacu pada filanesia sesuai PSSI.

“Saya berikan modul latihan dan teori seperti tahun 2019 modul lisensi D filanesia, tapi kita tambah juga beberapa materi pengenalan, sebagai dasar masuk C (lisensi C nasional), kita siapkan dasar persiapan agar mereka nanti sudah mengenal dulu,” tandasnya. (be)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *