Ikan Arapaima Gigas Tidak Akan Dipelihara, Ini Alasannya

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Kemunculan ikan Arapaima Gigas yang menghebohkan warga di sepanjang Sungai Brantas beberapa waktu lalu ternyata masih berlanjut.

Setelah melalui penyelidikan, ikan tersebut milik warga Sidoarjo berinisial GH warga Trosobo Sidoarjo. Ternyata GH masih memiliki sisa ikan Arapaima Gigas di kolam sebanyak 30 ekor. Sisa ikan tersebut akan segera diamankan di kantor Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) kelas I Surabaya di Jl Raya Juanda Sidoarjo.

30 Ikan Arapaima Gigas yang merupakan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan itu, berada di rumah GH di kawasan Desa Trosobo, Kecamatan Taman Sidoarjo maupun di kolam kawasan Jetis, Mojokerto. “Dalam waktu dekat akan segera kami amankan,” ucap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nandang Prihadi kepada suryakabar.com.

Setelah diamankan, lanjut Nandang, ikan tersebut tidak akan dipelihara kembali, dengan alasan pemeliharaannya mengeluarkan banyak biaya. Oleh karena itu, sesuai arahan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti, ikan tersebut lebih baik dimusnahkan.

“Kalau dibawa ke kantor maka tidak akan dilakukan pemeliharaan, karena menurut informasi dari pemilik, makanan ikan Arapaima sebanyak 30 ekor tersebut, menghabiskan ikan mujair atau ikan lele 30 sampai 40 kilogram perhari. Jadi, nanti akan kita potong dan dibagi-bagikan ke masyarakat. Karena enak juga ikan itu dan aman dimakan,” katanya.

Dilarangnya ikan Arapaima Gigas masuk ke perairan Indonesia, karena dampaknya akan merusak ekosistem ikan lokal Indonesia. Selain itu, juga tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PERMEN-KP) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Sedangkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (PERMEN-LHK) juga melarang dengan adanya ikan itu, seperti yang tertera pada Permen-LHK Nomor 94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif, yaitu spesies asli atau bukan yang mengkolonisasi suatu habitat secara masif, sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap ekologi, sosial, dan ekonomi. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *