Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono Kunjungi Kanwil XII PT Pegadaian Surabaya
SURABAYA, SURYAKABAR.com – PT Pegadaian (Persero) harus terus melakukan inovasi layanan kepada pelanggan. Sebagai perusahaan BUMN, pegadaian dituntut bisa menjadi solusi masyarakat yang membutuhkan dana cepat, terjangkau dan tidak memberatkan. Demikian dikatakan Bambang Haryo Soekartono, anggota DPR RI Komisi VI dalam kunjungannya ke Kanwil XII PT Pegadaian (Persero) Surabaya, Senin (14/8/2017).
Menurut Bambang Haryo, peningkatan layanan Pegadaian menjadi keharusan karena ketatnya persaingan. Pegadaian harus bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat. Dimana fungsi Pegadaian adalah mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara mudah dan untuk mengembangkan usaha lain yang menguntungkan di kedua belah pihak.
“Pegadaian harus menjadi solusi masyarakat dalam menyelesaikan masalah tanpa masalah. Selain itu dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan,” ujar Bambang Haryo yang membidangi BUMN, koperasi, investasi, perdagangan dan perindustrian.
Bambang Haryo melihat Pegadaian menjadi salah satu perusahaan dengan kinerja bagus dan perlu dipertahankan. Seiring bagusnya kinerja, pegadaian bisa membantu masyarakat yang membutuhkan dana cepat dan tidak memberatkan.
Pemimpin Wilayah XII Pegadaian Surabaya Alim Sutiono mengatakan, target outstanding kredit hingga akhir 2017 sebesar Rp 4,4 triliun dan posisi sampai saat ini mencapai Rp 3,9 triliun.
“Sangat optimistis bisa mencapai target yang ditetapkan. Dengan varian produk dan inovasi yang dilakukan, makin banyak masyarakat yang memanfaatkan Pegadaian. Saat ini tercatat 1 juta member atau pengguna setia Pegadaian,” ujar Alim Sutiono.
Alim Sutiono menambahkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan omzet 16,5%. Dengan pertumbuhan sebesar itu, berarti lebih besar daripada target nasional yang dipatok 15%. Hal itu terjadi karena gerai pegadaian terbesar Surabaya terbanyak secara nasional, yakni 480 gerai.
“Bila dibandingkan pertumbuhan omzet pada 2016, pertumbuhan tidak besar yakni 16%. Tentang NPL atau kredit macet, jumlahnya masih kecil dibandingkan kredit yang dikucurkan,” imbuhnya.
Ditanya produk yang dilelang, Alim Sutiono mengatakan, prosesnya panjang sampai dilelang barangnya. Pegadaian akan memberi notifikasi kepada pelanggan hingga beberapa kali dan memberikan kelongaran serta persuasif.
“Tahun ini diperkirakan kondisi ekonomi tidak terlalu berbeda dengan tahun lalu, namun pihaknya optimistis bisa tumbuh dengan baik seiring adanya produk-produk baru,” jelasnya.
Produk lain, investasi emas. Investasi tersebut dapat berbentuk angsuran, juga berbentuk tabungan. Dengan demikian tergantung dari nasabah memilih investasi yang mereka sukai. Sampai akhir tahun, diharapkan ada 200.000 nasabah investasi emas.
Di antara produk Pegadaian yakni Amanah, pembiayaan untuk pembelian motor dan mobil. Sampai akhir tahun diharapkan bisa menyentuh Rp 12,5 miliar, sedangkan sampai Maret mencapai Rp 4 miliar.
Pegadaian juga peduli pada pengembangan UMKM. Tahun ini diharapkan bisa menyentuh Rp 200 miliar, sedangkan sampai Maret 2017 sudah disalurkan Rp 150 miliar dengan plavon pembiayaan hingga Rp 200 juta. (arf)