Pertamina Bawa Pariwisata dan UMKM Binaan Unggulan dalam DMI 2024 Tourism & Trade Expo ke Belanda
SURYAKABAR.com – PT Pertamina (Persero) kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung promosi Indonesia di dunia internasional. Kali ini, Pertamina berpartisipasi dalam ajang bergengsi “Discovering The Magnificence of Indonesia” Tourism & Trade Expo yang tengah diselenggarakan di Utrecht, Belanda.
Acara ini menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan kekayaan pariwisata Indonesia sekaligus mempromosikan produk-produk unggulan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaan Pertamina ke Negeri Kincir Angin ini.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan, partisipasi Pertamina dalam acara ini merupakan bentuk nyata dukungan perusahaan terhadap pemberdayaan UMKM dan promosi pariwisata Indonesia di tingkat internasional.
“Kami ingin menunjukkan kepada dunia, Indonesia tidak hanya kaya akan energi, tetapi juga memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi kreatif dan pariwisata,” ujarnya.
Pada ajang ini, Pertamina menampilkan sejumlah produk unggulan dari UMKM binaannya yang berasal dari berbagai daerah di seluruh penjuru tanah air. Produk-produk ini telah dikurasi secara ketat untuk memastikan kualitas dan daya saingnya di pasar internasional.
Lebih dari 200 produk kreatif berkualitas global, karya 21 UMKM binaan hadir di Belanda. Produk-produk tersebut meliputi kerajinan tangan berbasis budaya lokal, produk makanan, hingga produk kecantikan alami ramah lingkungan.
Beberapa UMKM di antaranya Joglo Ayu Tenan, Sekar Mukti, Toko Ida Utama dan Kerajinan Kulit Kerang Situbondo. Di sektor fesyen hadir tenun Indonesia dari UMKM Kainnesia dan Narita Shibori.
Untuk sektor makanan khas Indonesia terdapat produk UMKM Fish Snack, Rendang Erika, Kahla, Arrinnee, Nukuma Soes, Alzavera, aneka sambal dan bumbu masak dari UMKM DD Satoe, Sanrah Food, Lyvia Nusa Boga, hingga produk madu dari UMKM Bali Honey.
Selain itu, UMKM Bali Ayu produsen produk kulit dan kecantikan dari Pulau Dewata, Bali. Sementara di sektor komoditi terdapat UMKM Roemah Rempah, Palm Sugar, Concervana Spices dan Kopi Walatra.
Selain memamerkan produk UMKM, Pertamina juga mempromosikan destinasi wisata unggulan Indonesia, termasuk wilayah-wilayah tempat perusahaan menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam pengembangan masyarakat (community development).
Sejumlah destinasi wisata unggulan Indonesia binaan Pertamina yang diperkenalkan di antaranya, Desa wisata Balkondes Wringin Putih dan Balkondes Karangrejo di Magelang, Desa wisata dengan Konservasi Mangrove di Cilacap serta Desa Shuji (Desa Wisata Energi) di Muara Enim.
Terdapat juga aktivasi Kerajinan Tangan dari Serat Daun Nanas. Produk-produk tersebut terbuat dari limbah daun nanas yang melimpah di Subang.
Daun nanas diolah menjadi serat, dipintal menjadi benang, dan digunakan untuk membuat kain, pakaian, dan aksesoris. Busana ini menjadi showcase Pertamina dalam budaya yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan membanggakan estetika yang tinggi.
Fadjar mengungkapkan, kehadiran Pertamina di expo tersebut menjadi magnet pengunjung terhadap keunikan budaya Indonesia. Booth Pertamina menghadirkan konsep yang menggambarkan sinergi antara energi, budaya, dan inovasi.
“Pertamina juga memanfaatkan momen ini untuk berbagi informasi terkait program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), yang fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal. Pertamina menunjukkan sinergi antara industri energi, pariwisata, dan pengembangan masyarakat dapat menciptakan dampak positif bagi ekonomi nasional,” pungkas Fadjar.
Acara ini turut dihadiri Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Drs. Mayerfas, pejabat dan perwakilan KBRI Den Haag, sejumlah buyer dan pelaku bisnis internasional, masyarakat Belanda, serta komunitas diaspora Indonesia di Eropa.
“Kami berharap, partisipasi Pertamina di berbagai acara di luar negeri seperti di Belanda ini dapat membuka peluang kerjasama dan investasi baru, mempromosikan pariwisata dan budaya nusantara sekaligus memperluas akses pasar produk UMKM binaan ke mancanegara,” jelas Fadjar. (*)