Realisasi Pendapatan Jatim Sampai Dengan Oktober 2024 Rp211,64 Triliun atau 73,58% dari target Rp287,6 Triliun
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur mengadakan Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur sampai dengan 31 Oktober 2024 bertempat di Aula Lantai 4 Gedung Keuangan Negara II Jl. Dinoyo No.111 Surabaya, Senin (25/11/2024).
Hadir memimpin Konferensi pers Sigit Danang Joyo Kakanwil DJP Jawa Timur I yang juga sebagai Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Agustin Vita Avantin Kakanwil DJP Jawa Timur II, Didyk Choirul Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur, Kakanwil Bea Cukai Jatim I Untung Basuki.
Sejumlah media lokal Surabaya turut hadir mengikuti acara ini, serta para pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan di Jawa Timur.
Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur
Sampai dengan Oktober 2024 perekonomian Jawa Timur konsisten tumbuh sebesar 4,91% (yoy) yang didorong dari permintaan ekspor yang lebih tinggi.
Inflasi tercatat 0,15% (mtm), setelah dua bulan sebelumnya berturut-turut mengalami deflasi. Kegiatan perdagangan internasional per bulan September 2024 mengalami kenaikan pada ekspor sebesar 14,95% (yoy) menjadi USD 2,16 Miliar. Sedangkan impor turun sebesar 6,56% (yoy).
Realisasi penyaluran KUR per 31 Oktober 2024 sebesar Rp40,42 Triliun untuk 781.632 debitur, sedangkan Usaha Mikro-UMi sebesar Rp642,51 Miliar untuk 149.031 debitur.
Perkembangan Realisasi APBN Regional Jawa Timur
Realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp211,64 Triliun atau 73,58% dari target sebesar Rp287,6 Triliun. Terdiri dari Penerimaan Perpajakan terealisasi sebesar 72,62% (Rp204,88 Triliun) dari target, dan PNBP mencapai 122,63% (Rp6,75 Triliun) dari target (Rp5,5 Triliun).
Penerimaan Perpajakan disumbang oleh penerimaan Ditjen Pajak sebesar Rp96,96 Triliun (74,51% dari target) dan penerimaan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea Cukai sebesar 107,93 Triliun (71,01% dari target).
Realisasi Belanja Negara sampai dengan Oktober 2024 telah terserap Rp111,12 Triliun atau 81,31% dari pagu belanja negara di Jawa Timur.
Kinerja belanja negara terdiri dari Belanja K/L sebesar Rp40,33 Triliun dan Transfer Ke Daerah (TKD) mencapai Rp70,79 Triliun. “Surplus APBN di Jawa Timur sampai dengan 31 Oktober 2024 sebesar Rp100,5 Triliun,” terang Sigit Danang Joyo.
Pada Konferensi Pers ini Didyk Choirul Kakanwil Ditjen Perbendaharaan menjelaskan terkait dukungan APBN untuk daerah di Jawa Timur.
Dukungan APBN kepada APBD melalui TKD per 31 Oktober 2024 terealisasi sebesar Rp70,79 Triliun (87,40% dari Pagu, tumbuh 8,62% yoy). Pertumbuhan tersebut ditopang DAU dan DAK Non Fisik.
DAU naik 9,85% (yoy) menjadi Rp37,29 Triliun, untuk peningkatan kualitas layanan dasar pendidikan terutama pada penyediaan sarana prasarana pendidikan, dengan terbanyak penerimanya Kab Malang, Kab Jember dan Kab Banyuwangi.
Realisasi DAK Fisik mengalami pertumbuhan 17,39% (yoy) menjadi Rp2,5 Triliun, mayoritas digunakan untuk sektor pendidikan, infrastruktur dan air minum dengan jumlah kontrak terbesar pada Kab Sumenep, Kab Lamongan dan Kab Tuban.
Realisasi DAK Non Fisik naik sebesar 16,76% (yoy) menjadi Rp14,04 Triliun, yang pengalokasiannya terbesar pada bidang pendidikan, Tunjangan Profesi Guru dan kesehatan. Penerima terbanyaknya adalah Kota Surabaya, Kab Malang, dan Kab Jember.
Dana Desa mengalami kenaikan sebesar 13,20% (yoy) menjadi Rp8,06 Triliun, yang dipergunakan mayoritas untuk pelaksanaan pembangunan desa berupa pembangunan, rehabilitasi ataupun pemeliharaan sarpras desa. Penerima Dana Desa terbesar adalah Kab Malang, Kab Lamongan, Kab Bojonegoro.
Realiasi DBH terkontraksi 13,21% (yoy) menjadi Rp8,2 Triliun. DBH Jawa Timur terbesar dari sektor migas yang terbesar diterima Kab Bojonegoro. Penggunaan DBH, mayoritas untuk peningkatan layanan publik di daerah.
Realisasi Insentif Fiskal naik 67,98% menjadi Rp695,45 Miliar, difokuskan untuk peningkatan efisiensi anggaran daerah, pengendalian inflasi, pembangunan infrastruktur, dukungan sosial, dengan penerima terbanyak adalah Kab Mojokerto, Kota Madiun dan Kab Lamongan.
“Transfer ke daerah, telah memberi manfaat dari penyalurannya dengan banyak output yang dihasilkan, yang tentu ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah,” ujar Didyk.
Jumlah TKD yang disalurkan di Jawa Timur sampai dengan Oktober 2024 antara lain untuk Jalan Rp740,57 Miliar, Irigasi Rp135,30 Miliar, Air Minum Rp243,61 Miliar, Pertanian Rp217,43 Miliar, Industri Kecil dan Menengah Rp 18,5 Miliar, Pariwisata Rp19,33 Miliar, Pendidikan Rp1,06 Triliun yang dipergunakan untuk pembangunan Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan, Rehabilitasi Sekolah, dan Pengadaan Peralatan Praktik, Kesehatan dan KB Rp587,81 Miliar, Sanitasi Rp285,04 Miliar, Lingkungan Hidup Rp6,43 Miliar, serta untuk Kelautan dan Perikanan Rp43,9 Miliar.
Sigit Danang Joyo menjelaskan pula terkait pengelolaan aset, realisasi lelang, PNBP Pengelolaan BMN dan Piutang Negara yang dilaksanakan DJKN.
Realisasi pokok lelang Kanwil DJKN Jatim sampai dengan 31 Oktober 2024 mencapai Rp4,13 Triliun atau 96,55% dari target, Realisasi PNBP Lelang sebesar Rp94,87 Miliar atau 84,18% dari target Rp112,7 Miliar, Realisasi PNBP Pengurusan Piutang Negara Rp391,37 Juta atau 182,88% dari target Rp214 Juta, dan realisasi PNBP Aset Rp138 Miliar atau 124,43% dari target Rp110,91 Miliar. (*)