Tim Dosen Unesa Ciptakan Mesin Pengolah Petis Lewat Metode Double Jacket
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim Dosen Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menciptakan mesin pengolah petis dengan menggunakan metode Double Jacket dan Vacuum Pressure. Mesin yang dirancang tersebut mampu memproduksi petis kupang merah hingga 25 kilogram setiap jam.
Ketua Tim PKM Unesa, Ali Hasbi mengatakan, mesin pengolah petis ini dirancang untuk membantu menghasilkan petis dengan jumlah yang lebih banyak. Dengan mesin yang diterapkan ini, kata Ali, kapasitas produksi petis kupang merah bisa menghasilkan dua kali lipat lebih banyak dibanding dengan alat konvensional.
“Mesin yang dirancang ini mampu memproduksi petis kupang merah hingga 25 kilogram per jam. Sedangkan, proses pembuatan petis kupang merah dengan menggunakan alat konvensional hanya mampu menghasilkan maksimal 12,5 kilogram per jam. Itupun juga bergantung tenaga dan kecepatan SDM-nya,” ujar Ali melalui keterangannya di Surabaya, Jumat (13/10/2023).
Ali menjelaskan, selain kuantitas produksi meningkat, dengan menggunakan mesin ini biaya produksi lebih murah. Selain itu, kualitas petis kupang merah juga higienis dan sangat baik. Sehingga, petis yang dihasilkan rasanya lebih enak, lebih diminati dan lebih memudahkan dalam pemasaran.
“Hal ini menjadi added value (nilai tambah) dari peningkatan produktivitas, yaitu pendapatan dari selisih biaya produksi dan selisih waktu yang masih banyak dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan produktif lainnya,” jelasnya.
Mesin pengolah petis ini diberikan ke sejumlah UMKM Petis Kupang di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi, Sidoarjo.
UMKM di daerah ini merupakan usaha keluarga yang turun temurun dan proses produksinya secara umum masih dilakukan secara manual, sehingga banyak kendala yang dialami.
“Harapannya, UMKM yang lain dapat terinspirasi dengan mesin ini. Mulai dari cara mengembangkan usaha. Sehingga, kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut dapat meningkat,” terangnya.
Selain aspek produksi, Tim PKM Unesa juga menggelar workshop manajemen produksi, manajemen usaha, dan manajemen pemasaran yang dikemas dalam kegiatan diskusi, pelatihan dan pendampingan.
Untuk manajemen produksi, dilatih bagaimana cara meningkatkan produksi melalui manajemen produksi yang baik melalui penerapan teknologi dan produksi yang tepat.
”Termasuk cara mengelola, menerapkan, dan merawat mesin. Sehingga, produksinya secara kualitas dan kuantitas meningkat, serta mesin produksinya awet dan usahanya berkembang,” ungkapnya.
Sedangkan, untuk pemasaran, Tim PKM Unesa memberikan pelatihan pembuatan akun marketplace dan branding merek dagang.
“Sehingga, diharapkan para UMKM dapat merencanakan pengembangan usahanya dengan lebih baik agar meraih kesuksesan menjadi UMKM yang lebih maju, tangguh dan mandiri,” harapnya.
Salah satu mitra dan pelaku usaha petis kupang merah, Suparlan, mengaku senang dengan bantuan dan pelatihan dari Tim PKM Unesa. Sebab, selama ini pelaku UMKM terkendala pada proses produksi khususnya proses pemasakan atau pengadukan yang masih manual. Sehingga, membuat pegawai kelelahan dan mengakibatkan pengadukan kurang merata serta proses pemasakan lebih lama.
”Kami berharap adanya kegiatan tindak lanjut serta pendampingan secara berkala untuk memberikan masukan dan saran dalam menjalankan usaha kami,” pungkasnya. (aci)