Sampoerna Academy Tekankan Pentingnya Kompetensi 5C bagi Siswa

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sampoerna Academy telah meresmikan kampus keduanya di Surabaya, tepatnya di kawasan Grand Pakuwon. Di tempat ini, siswa akan dipersiapkan belajar berpikir dengan memperkuat 5C.

5C tersebut yakni creativity, critical thinking, communication, collaboration, dan character. Sampoerna Academy sendiri adalah pelopor sekolah antarbudaya dan pionir STEAM (science, technology, engineering, arts, and mathematics) di Indonesia.

Dalam diskusi yang digelar sebagai rangkaian peresmian kampus, Sampoerna Academy membahas pentingnya kompetensi abad 21 pada masa periode emas anak, demi terciptanya generasi unggul masa depan.

Dalam pemaparannya, Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel, menyebut STEAM akan memandu siswa menjadi pembelajar seumur hidup, memiliki ketangguhan menghadapi tantangan masa depan.

Baca Juga:  Lepas 609 Wisudawan, Rektor UB Prof Widodo: Jangan Berhenti Kembangkan Potensi Diri

“Dalam pendidikan STEAM, siswa didorong untuk belajar secara holistik termasuk penerapannya dalam situasi kehidupan nyata. Hal ini akan membantu peserta didik dalam hal menjadi pemecah masalah dan komunikator yang hebat,” ujar Anushia.

Menurut Anushia, kompetensi 5C merupakan soft skill di dalam diri anak yang perlu ditumbuhkan sejak usia dini karena keterampilan ini dapat menjembatani kecerdasan dan pengetahuan anak dengan peran nyata mereka di lingkungannya.

“Pada masa periode emas, menjadi sangat penting untuk mulai membiasakan anak dengan pembelajaran dan aktivitas yang memiliki muatan 5C. Karena di usia ini anak mempunyai inisiatif sangat besar untuk mengembangkan dirinya,” ungkapnya.

Baca Juga:  RS Ubaya Resmi Layani Pasien BPJS Kesehatan Mulai 1 September 2023

Dalam kesempatan yang sama, Psikolog Anak, Elisabeth Santoso, menilai peran sekolah dalam mengembangkan kompetensi 5C menjadi sangat penting. Menurutnya, hal penting yang perlu diterapkan adalah peran guru yang dapat menjadi role model bagi para muridnya.

“Karena anak belajar dari melihat orang lain dalam membawa dirinya masing-masing, di mana dalam konteks sekolah, guru merupakan sosok yang sering berinteraksi dengan anak,” terangnya.

Kemudian, sekolah tidak hanya memberikan materi akademik, namun sekolah menjadi sarana untuk mempraktikan soft skill-nya. Terakhir, di luar pelajaran, sekolah juga menjadi sarana untuk anak berinteraksi dekat dengan teman-teman dan gurunya.

“Maka dari itu, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang membuat anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, menyediakan pembelajaran tentang anti bullying, toleransi, empati terhadap teman dan sesama, serta mengajarkan nilai-nilai karakter,” jelas Elisabeth.

Baca Juga:  Coca-Cola Indonesia Gandeng Unusa untuk Recycle dan Pengelolaan Sampah di Jatim

Sedangkan, orang tua murid, Margenie, mengatakan, selain peran sekolah, peran orang tua menjadi hal yang tak kalah penting dalam mengembangkan Kompetensi 5C pada anak.

“Sebagai orang tua masa kini, tugas pendidikan bukan hanya milik sekolah, tetapi juga saya. Saya merasa penting mendorong growth mindset bagi anak-anak saya,” katanya.

Untuk mendukung siswa mengembangkan kompetensi 5C, Sampoerna Academy menyediakan lingkungan belajar yang aman, peduli dan kolaboratif dengan kualitas terbaik serta memenuhi ekspektasi global untuk pencapaian akademis dan pengembangan karakter.

Ini diperkuat dengan dibukanya Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, sebagai wujud komitmen Sampoerna Academy untuk menghadirkan pendidikan kelas dunia demi mendorong akselerasi lahirnya generasi muda berkualitas di Indonesia yang berdaya saing global. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *