Warga Porong Sidoarjo Sukses Menjadi Distributor Ikan Terapi

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Kecintaan Ariskiawan (34) terhadap ikan mampu menjadikannya sebagai sumber penghidupan bagi keluarga. Pria warga Jalan Anggrek IV, Desa Kesambi, Kecamatan Porong, Sidoarjo itu memiliki usaha distributor ikan nilem atau ikan terapi yang telah diminati warga hingga luar kota.

Di rumahnya terdapat kolam kecil berukuran 2 x 2 meter yang menghiasi sudut teras rumah pria yang akrab dipanggil Bodong itu. Di kolam itulah, Bodong menyimpan ribuan ikan nilem yang siap di distribusikan.

Ikan nilem adalah ikan berukuran kecil yang biasa digunakan terapi berbagai macam penyakit. Yang dimaksud tentu saja penyakit kulit yang terdapat di kaki atau menghilangkan kulit yang sudah mati pada kaki.

Di kolam itu pula, bapak dua anak itu mempersilakan warga yang ingin mencoba menikmati gigitan ikan air tawar itu. “Memang awalnya agak geli, tapi lama kelamaan enak. Bisa ketawa sendiri kalau lagi stres melihat ikan-ikan menggigiti kaki,” tambah Bodong.

Penjual ikan hias di Pasar Porong itu menceritakan, ia mulai menggeluti usaha penjualan ikan nilem itu karena tergiur akan keuntungan yang bakal didapatnya. Selain itu, sejak kecil dirinya memang suka dengan ikan. Ia sering mencari ikan di sungai semasa kecil, meski sering dimarahi orang tuanya. Ikan nilem juga termasuk ikan yang tidak mudah stres, sehingga lebih tahan lama.

Ia mulai merintis usaha itu sejak lima tahun lalu. Setiap ekor ikan nilem ia jual seharga Rp 2 – 3 ribu. “Sebulan pernah untung sampai Rp 10 juta,” ucapnya.

Biasanya, ikan nilem itu didapat dari kolam kakaknya di Pandaan. Kakaknya juga distributor ikan nilem. “Saya distributor Surabaya – Sidoarjo sekitarnya,” imbuhnya.

Ikan nilem mulai bisa digunakan untuk terapi setelah berusia sekitar 2 – 3 bulan. Biasanya ikan itu berukuran sekitar 5 -10 centimeter. “Ukurannya bisa besar seukuran telapak tangan. Itu kalau usia setahun lebih,” ungkapnya.

Perawatan ikan nilem tergolong mudah. Bodong hanya memasang filter di kolamnya untuk menyaring kotoran ikan yang ada di dasar kolam. Air kolam juga tidak harus cepat diganti jika sudah ada filter. Sementara Bodong hanya menggunakan cacing sutra atau pelet untuk makanan ikan nilem.

Sejauh ini Bodong hanya memasarkan usahanya itu menggunakan media sosial. Alhasil tidak sedikit warga Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya telah memesan untuk dikirimi ikan terapi itu. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *