Berita Sidoarjo
Puluhan Siswa SMKN 2 Buduran Praktik Pengolahan Sampah di Kampung Edukasi Sampah Sekardangan Sidoarjo
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Puluhan siswa SMKN 2 Buduran, mengunjungi Kampung Edukasi Sampah (KES), Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Sabtu (18/10/2025) pagi. Kedatangan mereka untuk mempraktikkan pengolahan sampah.
Kegiatan ekstrakurikuler bertajuk Green and Clean School (GCS) ini mengajarkan makna kepedulian lingkungan dari hal paling sederhana mengelola sampah dari sumbernya.
Di tempat yang penuh inspirasi ini, siswa belajar, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama.
Selama kegiatan, para siswa diajak mengenal dan mempraktikkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle atau 3R. Mereka belajar memilah sampah organik, anorganik, B3, dan residu, serta mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Tak berhenti di situ, siswa juga diperkenalkan pada berbagai inovasi ramah lingkungan seperti keranjang Takakura, komposter aerob, bank sampah Telulikur, hingga instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dari selokan.
Di sela kegiatan, suasana penuh canda dan antusias terdengar dari setiap kelompok siswa yang beradu ide dalam tantangan Green Challenge membuat kampanye digital bertema lingkungan.
Kegiatan edukatif ini mendapat apresiasi khusus dari Edi Priyanto, pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah, yang selama ini dikenal sebagai penggerak masyarakat dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Sekolah formal itu penting, tapi bukan satu-satunya sumber ilmu. Alam adalah guru terbaik. Di sini, anak-anak belajar dari pengalaman nyata bagaimana menyentuh tanah, melihat siklus alam, dan memahami bahwa mengelola sampah adalah bagian dari ibadah sosial,” ujar Edi Priyanto.
Ia menambahkan, perubahan tidak perlu menunggu besar. “Kita tidak butuh satu orang sempurna yang hidup tanpa sampah, tapi jutaan orang yang mau mencoba setiap hari. Di tangan generasi muda seperti mereka, masa depan lingkungan bisa lebih cerah,” tambahnya.
Kegiatan ini menjadi momen penting dalam membentuk karakter siswa. Menurut Sarlina Candra, guru pembina ekstrakurikuler GCS, kegiatan di Kampung Edukasi Sampah memberikan pengalaman belajar yang tak terlupakan.
“Alhamdulillah, anak-anak mengikuti kegiatan peduli lingkungan di KES dengan antusiasme tinggi. Mereka tidak hanya belajar teori, tapi juga menyaksikan langsung berbagai praktik pengelolaan sampah mulai dari bank sampah, komposter Takakura dan aerob, hingga pengolahan air selokan dengan IPAL sederhana,” ujar Sarlina Candra.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para kader lingkungan yang menjadi mentor selama kegiatan. “Terima kasih kepada seluruh kader lingkungan Kampung Edukasi Sampah yang sabar dan semangat mendampingi anak-anak. Pengalaman ini menjadi pembelajaran hidup yang akan mereka ingat dan teruskan,” tambahnya.
Antusiasme terlihat jelas dari wajah para siswa. Bagi mereka, belajar di Kampung Edukasi Sampah bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membuka cara pandang baru.
Harisma Lukinoviani, salah satu siswi mengaku sangat senang mengikuti kegiatan ini. “Saya sangat senang dan antusias mengikuti pembelajaran di KES. Kami belajar tentang cara melestarikan lingkungan dan pentingnya mengubah kebiasaan kecil demi bumi yang lebih baik. Rasanya belajar seperti ini jauh lebih hidup,” ucapnya.
Sementara Alivia Zaira, siswi lainnya, mengajak generasi muda lain untuk ikut ambil bagian. “Ayo generasi muda, kita harus terus belajar, bukan hanya di bangku sekolah. Belajar juga bisa dilakukan di luar sekolah seperti di Kampung Edukasi Sampah ini. Di sini kami belajar dengan cara yang menyenangkan dan bermakna, langsung dari praktik dan pengalaman,” ujarnya bersemangat. (sat)