Pendidikan
Program Beasiswa ABCDE Target Seribu Anak Muda Indonesia Lanjutkan Studi ke Luar Negeri
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Aristia Bachelor Collective Digital Education (ABCDE) yang berada di bawah naungan Mazuta Group membuka kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri melalui Program Beasiswa ABCDE.
Founder ABCDE dan CMO Mazuta Group Aristia Chen mengatakan, program beasiswa internasional ini menyasar 1.000 generasi muda Indonesia agar dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui pendidikan, terutama bagi mereka yang berminat kuliah di Tiongkok dan Taiwan.
“Beasiswa ABCDE ini timbul dari latar belakang saya yang sempat berkuliah di Taiwan, namun harus berhenti di tengah jalan karena kondisi tertentu. Tapi, saya memiliki keinginan untuk menjembatani generasi muda Indonesia yang menghadapi keterbatasan finansial untuk melanjutkan studi di luar negeri,” ujar Aristia, Rabu (9/7/2025).
“Saya ingin, lewat ABCDE, tidak ada lagi mimpi yang tertunda. Lewat inisiatif ini juga, kami menciptakan ekosistem pendidikan yang berakar pada nilai Society 5.0,” sambungnya.
Aristia menjelaskan, pada batch pertama, program ABCDE menargetkan pengiriman 150 pelajar Indonesia ke luar negeri, dengan prioritas Tiongkok dan Taiwan. Menurutnya, hal itu sejalan dengan meningkatnya kerja sama Indonesia dengan kedua negara tersebut.
“Berbeda dari program sejenis, ABCDE tidak hanya memberikan wawasan, tapi juga menyediakan proses seleksi yang menjadi ajang pengembangan diri, mulai dari bootcamp intensif, sertifikasi nasional resmi, hingga kursus Bahasa Mandarin secara komprehensif dan gratis,” jelasnya.
Aristia menyebut, beasiswa pendidikan dimulai dari Tiongkok dan Taiwan karena tren peningkatan jumlah universitas di Tiongkok yang masuk TOP 300 dunia versi Times Higher Education (THE).
“Selain itu, peningkatan investasi Tiongkok terhadap research and development atau riset dan pengembangan (R&D) dari 2020 hingga 2024. Institusi pendidikan tinggi menggunakan 8,3 persen anggaran untuk R&D sebesar 275,33 miliar yuan,” ungkapnya.
Aristia menerangkan, peta jalan atau roadmap bagi calon penerima beasiswa, yakni pendaftaran bootcamp dilakukan dengan pengisian Google Form dan membayar deposit Rp 500 ribu sebagai commitment fee, namun akan kembali apabila tingkat kehadiran di atas 80 persen.
Lalu, bootcamp intensif dilakukan melalui on boarding session (hybrid) serta bootcamp yang terdiri dari 6 modul dan 24 kelas. Kemudian, kesempatan mendapatkan sertifikasi nasional dan berkuliah di luar negeri (non degree/degree). Setelah sertifikasi akan dilakukan pengembalian commitment fee.
Selanjutnya, fasilitas pendidikan lanjutan, persiapan bahasa dengan kolaborator (group online) untuk peserta terpilih. Commitment fee akan dikembalikan setelah menyelesaikan pelatihan Mandarin, dan kehadiran 95 persen.
Terakhir, persiapan dokumen, universitas dan pemberangkatan, meliputi Tes HSK (ujian kemampuan Bahasa Mandarin), tallent mapping dan lainnya dengan menyalurkan siswa terpilih untuk melanjutkan mereka ke institusi pendidikan yang relevan di luar negeri.
“Sedangkan, target penerima beasiswa degree atau non degree, antara lain lulusan SMA/SMK/Sederajat, Warga Negara Indonesia, belum bergelar Sarjana (S1)/Sarjana Terapan (D4), memiliki pengalaman bekerja minimal 2 tahun setelah lulus SMA, serta tidak sedang menerima beasiswa lain pada saat mendaftar dan selama periode menerima beasiswa ini,” pungkasnya. (aci)