Masterclass Hadir dalam Rangkaian Festival Sinema Australia-Indonesia 2025 di Surabaya

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Konsulat-Jenderal Australia di Surabaya kembali menggelar Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) di Surabaya, Jumat (13/6/2025).

Sebagai rangkaian perayaan ke-10 FSAI, juga digelar kelas master atau masterclass yang diikuti puluhan anak muda, penggemar film dari berbagai kalangan dan komunitas film di Western Sydney University Indonesia, Pakuwon Tower Surabaya.

Masterclass kali ini mengusung tema “Building creative capacity, resilience and connections: How to use social media platforms to promote narrative innovation, diversity and inclusion?”. Para peserta mendapatkan kesempatan belajar dari sineas berpengalaman dari Australia dan Indonesia.

Pakar film, akademis, dan peneliti media kreatif dari Curtin University Dr Kerreen Ely-Harper dihadirkan sebagai pemateri, dan memberikan pemahaman baru terkait produksi dokumenter dan platform media sosial.

Baca Juga:  Dua Alumni PCU Surabaya Terlibat Penggarapan Film Animasi, Jumbo

Menurutnya, media sosial tengah mengubah industri film. Para kreator menggunakan platform digital untuk berinovasi, membangun komunitas, dan menceritakan kisah yang hebat.

“Tujuan saya hari ini adalah untuk mendorong diskusi tentang bagaimana meningkatkan peluang bagi para pembuat film, khususnya pembuat film mahasiswa dan pemula, untuk terlibat dengan penonton dan mengintegrasikan platform dan teknologi media sosial ke dalam pengembangan cerita dan praktik pembuatan film mereka,” ujarnya.

Dr Kerreen menyebut, peluang dan pemanfaatan media sosial atau platform daring bagi para pembuat film muda atau pembuat film baru, untuk membuat karya kreatif.

“Saya harap orang-orang lebih serius menanggapi media sosial dan memikirkan cara menggunakannya untuk mengabadikan cerita tentang orang lain,” ungkapnya.

Baca Juga:  Lumajang Gaet Wisatawan Lewat Motocamp Journey to Semeru, Pesertanya dari Berbagai Kota hingga Yogyakarta

Penjabat Konsul-Jenderal Australia di Surabaya Sanchi Davis mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia yang sudah berjalan selama 76 tahun.

“Salah satunya melalui platform ini, Festival Sinema Australia-Indonesia atau FSAI, acara tahunan unggulan kami, dan menandai satu dekade FSAI,” terang Sanchi.

Menurutnya, FSAI 2025 tidak hanya menghadirkan film ke Surabaya, namun juga kesempatan untuk belajar. Kelas master, sebuah program yang mempertemukan para pakar terkemuka dari sejumlah universitas ternama di Australia dengan mahasiswa dan kreator Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan ide dalam dunia perfilman.

“Itulah sebabnya saya sangat senang memperkenalkan Dr Kerreen Ely-Harper, seorang pembuat film dan profesor akademis di universitas di Perth, untuk memimpin sesi kelas master,” tegasnya.

Baca Juga:  Ritual Adat Seblang Bakungan Diwariskan Sejak 1639, Kini Terus Dihidupkan Warga Banyuwangi

Masterclass dan perayaan FSAI 2025 diharapkan dapat menjalin partisipasi aktif, dan lebih banyak kolaborasi yang dapat menginspirasi kreativitas.

Sebagai rangkaian penutup, para peserta diajak nonton bareng (nobar) dua film, yakni A Must-See Movie Before You Die, film pendek Indonesia yang ditulis alumni Australia Awards Short Course Asmi Nurais, dan diakui sebagai salah satu film pendek terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024.

Kemudian, film berjudul The Dry, film Australia yang mendapat pujian dari kritikus dan memenangkan Penghargaan Akademi Sinema dan Seni Televisi Australia (AACTA) untuk Sinematografi Terbaik dan Skenario Adaptasi Terbaik 2021. (aci)