Monumen Kebersamaan Jam 4 Sisi, Ikon Baru Fakultas Kedokteran Unair

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya kini memiliki ikon baru bernama Monumen Kebersamaan Jam 4 Sisi yang berada di halaman FK Unair dan diresmikan, Selasa (1/10/2024).

Dekan FK Unair Prof Dr dr Budi Santoso SpOG (K) mengatakan, monumen ini mengandung makna persatuan, dan sebagai simbol kebersamaan antara almamater dan para alumni FK Unair.

“Monumen Kebersamaan Jam 4 Sisi ini memiliki arti bagi sejarah dan perkembangan FK Unair yang tercantum di empat sisinya,” ujar Prof Bus, sapaan akrab Budi Santoso.

Prof Bus mengakui, inspirasi monumen ini saat melakukan kunjungan ke Yonsei University Korea Selatan. “Di sana monumen tersebut cukup menyita perhatian dan menjadi spot foto mahasiswa maupun orang-orang yang datang,” ungkapnya.

Baca Juga:  Stovit Summer Course 2024 FKG Unair Diikuti 14 Universitas Ternama di Seluruh Dunia

Prof Bus menjelaskan, empat sisi dalam jam setinggi 4,8 meter tersebut masing-masing mencerminkan sejarah dan perjalanan FK Unair dari zaman penjajahan Belanda hingga saat ini berusia 110 tahun.

“Sisi pertama, Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) adalah sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Surabaya pada zaman kolonial Hindia Belanda sejak tahun 1942,” jelas Prof Bus.

Sisi kedua, Sekolah Kedokteran Tinggi (Dai Gakko). Sisi ketiga, Faculty of Medicine Unair. Sisi keempat adalah Fakultas Kedokteran Unair saat ini yang telah berdiri selama 70 tahun sejak diresmikan Ir Soekarno pada 1954 silam. “Dari empat sisi ini menggambarkan perjalanan Pendidikan Dokter di Indonesia,” terangnya.

Baca Juga:  ITS Dorong 4.587 Lulusan Jadi Pemimpin Hebat dan Bermanfaat Memajukan Indonesia

Ketua Dies Natalis ke-68 FK Unair 2023, dr Linda Astari SpDVE mengatakan, monumen ini sebagai legacy peringatan ulang tahun FK Unair ke-68.

“Ini sebagai legacy Dies Natalis pada 2023, namun baru diresmikan sekarang mengingat proses pembuatan dan pengiriman, serta pemasangan yang membutuhkan waktu,” kata dr Linda.

Baca Juga:  Hari Batik Nasional, Smamda Surabaya Ajari Siswa Asing dan Pengunjung Hotel Membatik

dr Linda menjelaskan, pengadaan monumen ini merupakan hasil gotong royong para alumni FK Unair, mulai dari sumbangan tiap angkatan, hingga bantuan dari prodi-prodi dan alumni.

“Proses pembuatannya dimulai November 2023 hingga Januari 2024. Total waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan, pemesanan, pembuatan dan pemasangan sekitar enam bulan,” jelasnya.

dr Linda menyebut, jam empat sisi ini produsen aslinya ada di Amerika Serikat, dan harganya sangat mahal. Namun, dr Linda dan alumni mencari cara untuk tetap bisa mendapatkannya.

“Akhirnya kami dapat vendor di Jakarta yang produksinya di China. Dan jadilah jam empat sisi ini,” pungkas dr Linda. (aci)