APINDO: UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional dan Mampu Serap Tenaga Kerja
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional karena mampu membantu menyerap 96,6 persen tenaga kerja di Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Umum APINDO, Shinta W Kamdani saat menghadiri Rapat Kerja dan Koordinasi Nasional (Rakornas) APINDO di Surabaya, Kamis (29/8/2024).
Menurut Shinta, sulitnya akses keuangan dan modal merupakan tantangan utama bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. Sehingga, mempengaruhi daya saing dan pertumbuhan mereka.
“Selain persoalan akses keuangan dan modal yang berdasarkan survei terbaru APINDO menjadi tantangan utama, yaitu bagi 51 persen UMKM ternyata akses pasar, pemasaran, dan promosi turut menjadi kendala bagi pelaku usaha yaitu sebanyak 35 persen,” ujar Shinta.
Tantangan lain yang juga dihadapi UMKM, lanjut Shinta, adalah akses ke bahan baku, alat produksi, dan teknologi, yakni sebesar 9 persen dan adanya regulasi yang kompleks, serta keterbatasan keterampilan yakni sebesar 5 persen.
Shinta menegaskan, apabila permasalahan itu tidak diselesaikan, maka UMKM berpotensi menghadapi tantangan yang semakin signifikan, sehingga mempengaruhi daya saing dan pertumbuhan mereka.
“Oleh sebab itu, APINDO berkomitmen untuk mendorong transformasi sektor ini melalui Roadmap Bidang UMKM yang mencakup pembentukan satgas khusus, pengadaan pendanaan, peningkatan kemudahan berusaha, serta fasilitasi akses dan informasi pasar,” tegasnya.
Selain itu, APINDO juga berfokus pada penguatan basis data UMKM dan memastikan praktik berkelanjutan melalui program UMKM Inklusif dan Lestari, sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM.
“Pada akhirnya akan menjadikan mereka lebih adaptif terhadap tantangan global, serta berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” terangnya.
Ketua DPP APINDO Jawa Timur, Eddy Widjanarko mengatakan, kekuatan UMKM tidak dapat dipisahkan dari peran APINDO, mengingat banyak anggota di berbagai daerah masih bergerak di sektor Small Medium Enterprise (SME).
“Mereka yang juga anggota kami ini menjadi tulang punggung ekonomi lokal,” ungkapnya.
Sebagai contoh, terdapat anggota APINDO di Banyuwangi dan Jember yang berhasil mengekspor produk seperti manggis, okra, dan edamame, sehingga mereka mampu mengakomodir petani lokal.
“Ini bukti APINDO berkomitmen untuk mengembangkan UMKM menjadi Industri Kecil Menengah (IKM) dan seterusnya. Di sini ada potensi sangat besar yang perlu kita kembangkan,” pungkas Eddy. (aci)