PG Pradjekan Mulai Musim Giling Tebu 2024, Target 4,9 Juta Kuintal

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Anak perusahaan holding perkebunan PTPN III (Persero), PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) siap memulai musim giling tebu petani 2024 di Jawa Timur. Unit usaha Pabrik Gula (PG) Pradjekan Bondowoso menjadi PG yang pertama kali memulai musim giling tebu petani di Pulau Jawa.

General Manager PG Pradjekan, Moh Sholeh Kusuma mengatakan, musim giling tebu petani 2024 pertama ini ditandai prosesi selamatan petik tebu manten yang digelar di Kebun Tebu Mangli Bondowoso, Senin (29/4/2024). Rencananya, PG Pradjekan mulai giling pada 20 Mei 2024 dan ditargetkan giling tebu mencapai 4,9 juta kuintal.

“Pabrik tebu manten sudah menjadi bagian dari kultur pabrik gula yang menandakan musim giling sudah tiba. PG Pradjekan saat ini sudah siap memulai giling tahun 2024,” ujar Sholeh.

Menurut Sholeh, target giling tahun ini naik dibandingkan realisasi tahun lalu, yakni dari 4,3 juta kuintal menjadi 4,9 juta kuintal. “Target optimistis kami menggiling tebu petani sejumlah 4,9 juta kuintal tebu. Ini merupakan bagian dari upaya kami mendukung tercapainya swasembada gula,” ungkapnya.

Baca Juga:  Harga Gula di Sidoarjo Tembus Rp 18 Ribu Perkilogram

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan, Rolis Wikarsono, berharap giling tahun ini lebih baik dibandingkan sebelumnya, baik harga gula dan performa pabrik, sehingga berpengaruh positif pada tingkat kesejahteraan petani.

“Tebu kami petani semua digiling ke PG Pradjekan, jumlah petani kurang lebih 700 petani dengan luasan total enam ribu hektare,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Executive Vice President (SEVP) Operation II SGN, Imam Cipto Suyitno, mengakui kinerja yang dimiliki PG Pradjekan cukup membanggakan. Bahkan, seringkali dijadikan best practices bagi pabrik gula lainnya.

“Dengan kekompakan petani dan PG, target tersebut bukan angan-angan, tapi mudah untuk diraih. PG Pradjekan sudah empat tahun selalu menunjukkan performa yang baik, mohon dukungan support untuk mempertahankan prestasi. Jika tahun ini baik, maka menjadi performa terbaik berturut-turut selama lima tahun,” jelasnya.

Baca Juga:  Sinergi Gula Nusantara Siap Memulai Giling Tebu Petani 2024

Manajer Tanaman PG Pradjekan, Dwiana Ekawati menjelaskan, pada prosesi petik tebu manten dimulai dengan menggelar doa bersama di kebun yang dihadiri petugas PG, serta menghadirkan tokoh masyarakat, petani, dan undangan.

Sebagai simbolisasi pasangan pengantin, terdapat karyawan yang dirias layaknya pasangan dengan menggunakan busana adat pengantin. Sedangkan, tebu yang dipilih telah diberi nama Sri Ratu Rosan Ayu Semseming Manis sebagai mempelai perempuan dan Sri Narendra Rosan Prakoso Madu Rasa sebagai perlambang mempelai pria.

“Tidak lupa beberapa hiasan dipasang di sepanjang batang tebu pilihan tersebut. Hiasan tersebut berupa potongan kertas warna-warni,” terang Dwiana.

Baca Juga:  Ribuan Warga Sidoarjo Penuhi Arena Nobar Semifinal Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia U-23 Melawan Uzbekistan U-23 di Alun-alun Sidoarjo

Kemudian, untuk sepasang tebu yang menjadi simbol pasangan pengantin tersebut ditebang beserta beberapa batang tebu sebagai perlambang para pengiring pengantin tebu dan dilakukan prosesi siraman.

“Tebu yang telah ditebang tersebut diarak dari kebun menuju pabrik gula, tepatnya di stasiun Gilingan. Diiringi alunan kebo giro yang menjadi ciri khas arakan pengantin, batang tebu tersebut dibawa barisan karyawan bagian tanaman untuk kemudian diserahkan kepada karyawan bagian pabrik dan dimasukkan ke dalam penggilingan pabrik gula,” ungkapnya.

Pihaknya menyebut, prosesi tersebut menjadi simbolis harapan petani dan pabrik gula agar panen tebu berlangsung dengan lancar dan kualitas bahan baku tebu optimal atau telah masak serta diolah PG dengan baik.

Di beberapa daerah dalam prosesi arak-arak pengantin tebu sering disertakan budaya lokal seperti Reog dan Bantengan. Sederhana dan sakral, tergambar dari prosesi yang telah dijalankan selama puluhan tahun hingga saat ini dan menjadi bagian budaya pabrik gula di Nusantara. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *