Berita Sidoarjo
Masjid Tua Baitussholihin di Kawasan Lumpur Jabon Sidoarjo Masih Digunakan Sholat Tarawih

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Masjid Baitussholihin di Dusun Sawah, Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon Sidoarjo, menjadi satu-satunya tempat ibadah di kawasan terdampak semburan lumpur Porong yang masih digunakan.

Kalau kita melewati Desa Kedungcangkring sisi Utara Sungai Porong, bangunan masjid ini begitu mencolok. Bagaimana tidak, selain Masjid Baitussholihin, tidak nampak bangunan lain, karena wilayah itu terdampak luapan lumpur.

Wilayah yang awalnya padat penduduk ini telah ditinggalkan penghuninya seiring selesainya proses ganti rugi. Ratusan rumah di sekelilingnya kemudian dihancurkan dan dibuat tanggul membuat masjid tua ini ‘seorang diri’.

Meski demikian, sampai saat ini, Masjid Baitussholihin masih terawat dengan baik dan digunakan untuk beribadah termasuk Sholat Tarawih.

BACA JUGA:

masjid1

“Mereka yang sholat tarawih di sini ya kebanyakan bekas warga sekitar yang saat ini pindah tidak jauh dari sini. Rata-rata mengaku kangen dengan suasana kampung halaman mereka yang kini telah tengelam,” ucap takmir Masjid Baitussholihin, Mudzakir, Jumat (24/3/2023).

Saat menjelang berbuka puasa, Mudzakir yang merupakan keturunan pendiri pondok di lingkungan masjid ini juga menyediakan takjil sederhana.

“Kami juga masih menggelar salat Idul Fitri. Yang datang mayoritas ya bekas warga sekitar. Selain bernostalgia, mereka juga bisa bersilaturahmi dengan mantan tetangga, yang lama tidak bertemu,” katanya.

Mudzakir mengenang, memang tidak menjual tanah dan bangunan masjid peninggalan leluhurnya ini. “Warga juga tidak menghendaki itu,” jelasnya.

masjid2

Ia tidak bisa mengatakan dengan pasti, kapan masjid Baitussholihin didirikan. “Kata ayah saya, di sini dulu bekas pondok pesantren. Letaknya di Utara masjid ini. Sejak saya kecil, bangunanya ya seperti ini. Ayah bercerita, awalnya hanya musala bambu berukuran kecil yang ada di depan. Lalu berkembang menjadi pondok pesantren,” kata dia.

Kesan tua masjid Baitussholihin terlihat dari tempat wudlu di samping masjid. Di situ terdapat kolam air berukuran 1,5 x 4 meter.

Kesan tua yang lain adalah masih adanya jam matahari di samping kediaman Mudzakir di Timur Masjid. Dia lalu menjelaskan bagaimana cara mengetahui waktu sholat dengan jam matahari ini.

“Jam ini abadi. Waktu salat Dzuhur dan Asar bisa ditentukan lewat kemiringan bayangan cahaya dari besi di tengah ini,” jelasnya. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *