Melihat Kamar Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari di Ponpes Al Hamdaniyah di Desa Siwalanpanji Sidoarjo
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Kabupaten Sidoarjo memiliki memori mendalam berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Di Kota Delta, Sang Pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari pernah nyantri di Ponpes Al Hamdaniyah, Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran, Sidoarjo sekitar tahun 1890.
Ditemani pengasuh ponpes, Gus Hasyim Fahrurozi, suryakabar.com berkesempatan tidak hanya melihat, namun masuk ke kamar KH Hasyim Asy’ari.
Dari luar, kamar di lantai dua ini nampak sangat sederhana, terbuat dari kayu. Tangga naik yang awalnya dari kayu kini telah diganti tangga beton.
Kamar KH Hasyim Asy’ari berukuran sekitar 2 x 4 meter. “Kami telah mengganti dinding kamar dari triplek dan anyaman bambu. Yang masih asli adalah kayu penyangga dan kayu di bawah atap yang melintang ini. Kami sangat menjaga tetenger bukan hanya bagi umat Islam, namun juga sejarah bangsa,” tutur Gus Hasyim, Sabtu (4/2/2023).
BACA JUGA:
Bukan hanya kamar KH Hasyim Asy’ari, beberapa blok kamar santri juga masih asli berupa bangunan dari kayu dengan dinding gedek.
Gus Hasyim menambahkan, hingga kini kamar bersejarah ini seringkali dikunjungi tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Menurutnya, selain KH Hasyim Asy’ari, ponpes ini telah banyak melahirkan tokoh-tokoh seperti KH Asy’Ad Samsul Arifin, KH Ridwan Abdullah pencipta lambang Nahdlatul Ulama, KH Alwi Abdul Aziz, KH Wahid Hasyim, KH. Cholil, KH. Nasir (Bangkalan) KH.Wahab Hasbullah, KH. Umar (Jember), KH. Usman Al Ishaqi, KH. Abdul Majid (Bata-bata Pamekasan) serta KH. Dimyati (Banten).
Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah didirikan 1787 oleh KH Hamdani, ulama besar asal Pasuruan. Nilai historis yang tinggi ini dijadikan alasan mengapa puncak resepsi Satu Abad NU digelar di Kabupaten Sidoarjo, Selasa (7/2/2023).
“Pada tanggal tujuh besok, ratusan umat dari beberapa kota akan beristirahat dan menginap di ponpes Al Hamdaniyah,” imbuh Gus Hasyim. (sat)