Loemadjang Mbiyen Usung Era Jadul 1930 – 1960, Ada Empat Zona, Heritage, Pasar Rakjat, Taman Hiboeran Rakjat dan Jajanan Rakjat
LUMAJANG, SURYAKABAR.com – Salah satu rangkaian Hari Jadi Lumajang (Harjalu) yang paling ditunggu masyarakat tidak lain adalah Loemadjang Mbiyen.
Tahun ini, Loemadjang Mbiyen digelar di kawasan Pabrik Gula Jatiroto, 23-25 Desember 2022. Temanya era 1930-1960. Beberapa tampilan lawas dan sejarah lainnya akan ada di Loemadjang Mbiyen #2 ini.
Saat dimintai keterangan disela kegiatannya, Rabu (21/12/2022),
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati mengatakan, pelaksanaan Loemadjang Mbiyen tahun ini dikonsep merujuk pada tahun tertentu. Harapannya pelaksanaan Loemadjang Mbiyen tahun ini lebih terkonsep dan seragam.
Lanjut dia, masyarakat yang hadir juga diharapkan menggunakan pakaian yang sesuai dengan era 1930-1960. Namun, juga diperbolehkan untuk mengeksplor pakaian yang dikenakan.
BACA JUGA:
“Ini kita jadulnya dirujukan pada tahun 1930-1960, tapi tidak menutup kemungkinan masyarakat yang nantinya hadir berekspolor untuk berpakaian atau kostumnya, itu bukan patokan utamanya,” kata Yuli Harismawati, Rabu (21/12/2022).
Selain itu, disampaikan Yuli, pada Loemadjang Mbiyen #2 ini, nantinya akan dibagi menjadi empat zona. Zoma pertama, Zona Heritage, merupakan zona yang menampilkan bangunan, properti dan aktivitas / kegiatan masyarakat lumajang pada masa 1930 hingga 1960.
Kemudian, Zona Pasar Rakjat, merupakan zona yang menampilkan aktivitas / kegiatan jual beli produk/jajanan masyarakat pada masa 1930 hingga 1960.
Selanjutnya Zona Taman Hiboeran Rakjat, merupakan zona yang berisikan panggung utama, menampilkan kegiatan pembukaan, hiburan kesenian, permainan tradisional rakjat dan stand plat sebagai wahana transportasi keliling area, serta penutupan kegiatan Loemadjang Mbiyen #2.
Dan, yang terakhir Zona Jajanan Rakjat, merupakan zona yang menampilkan kegiatan jual beli (PKL) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menurutnya, pembagian zona tersebut bertujuan agar lebih memudahkan masyarakat untuk mengunjungi apa yang ingin dinikmati, dan masyarakat akan diajak merasakan suasana yang ada pada era tersebut. Terutama para millenial yang tidak tahu bagaimana kondisi masyarakat di era tersebut. (*)