Ini Cerita Slamet Gowes dari Sidoarjo ke Monas Pulang Pergi Selama 20 Hari

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Julukan Penggowes Sejati layak disematkan kepada Slamet warga Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Bagaimana tidak, pria 64 tahun yang akrab disapa Bung Tomo ini telah mengunjungi beberapa kota di Pulau Jawa dengan ‘mancal’ sepeda tua nya.

Yang terakhir, ia menempuh perjalanan Sidoarjo – Jakarta pulang pergi. Jarak sekitar 1.800 kilometer tersebut ditempuhnya selama 20 hari.

Anggota komunitas Repoeblik Onthel Sidoarjo (ROS) ini berangkat dari Sidoarjo, Kamis, 20 Oktober 2022 dan kembali pada, Kamis, 10 Nopember 2022.

“Ini merupakan tekat saya di tahun ini untuk menyentuh Jakarta di Tugu Monas dan kembali tepat di Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan Surabaya. Syukurlah sudah bisa terwujud,” tuturnya, Senin (14/11/2022).

Saat berangkat, ia mengambil rute tengah sedangkan pulangnya ia memilih jalur Selatan. “Sembilan hari saya nyampai Monas sekitar pukul 10.00 WIB dan tiga jam sesudahnya saya kembali. Di Tugu Monas saya mengibarkan bendera Merah Putih. Itu memang tekat saya,” ucapnya.

BACA JUGA:

Slamet bercerita, dalam perjalanannya dia mengalami dua kali kejadian yang hampir mencelakainya. Sebelum sampai ke Jakarta, Bung Tomo tetap mengayuh sepedanya meskipun sangat mengantuk, akibatnya dia oleng.

“Hitungan detik saya tidur di atas sepeda, akibatnya sepeda saya serong ke kiri hampir masuk ke selokan besar. Untungnya ke kiri, kalau ke kanan banyak kendaraan. Tapi Alhamdulilah selamat. Saya kemudian berhenti dan tidak memaksakan diri,” urainya.

Kejadian kedua, saat berada di Kendal Kaliwungu Semarang, sepedanya ditabrak sepeda motor dari belakang. Akibatnya as roda belakang sepedanya rusak.

“Nah untuk menemukan bengkel sepeda sangat susah dan sangat jauh. Saya terpaksa menuntunnya berkilo-kilo meter,” kenangnya.

Selama menempuh perjalanan, Slamet memilih istirahat di balai desa atau kalau terpaksa di SPBU atau warung-warung di pingir jalan.

“Saya tiba kembali di Tugu Pahlawan Surabaya sebelum jam 10.00 WIB tepat di Hari Pahlawan dan disambut teman-teman onthelis,” ucapnya.

Ia mengatakan, bukan kali ini saja dirinya ngontel dengan rute jauh. “Beberapa kali saya juga ngontel ke luar daerah seperti Madura, Semarang serta Banyuwangi. Setiap ada kesempatan di momen penting hari nasional saya selalu bersepeda ke luar daerah dan selalu finish di Tugu Pahlawan tepat di Hari Pahlawan,” jelasnya.

Ia melanjutkan dipilihnya Tugu Pahlawan sebagai dermaga terakhir ngontelnya karena tugu di Kota Surabaya itu sangat bersejarah sebagai salah satu simbol perjuangan pahlawan.

Slamet mengaku tidak ada persiapan khusus sebelum ngontel jauh. “Pokoknya tidur cukup waktu dan nyenyak, badan sudah terasa segar. Sejak kecil saya memang amat senang bersepeda,” ucap Slamet yang bekerja serabutan ini. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *