Bupati Gus Muhdlor Minta Materi yang Diajarkan di SMK Relevan dengan Kebutuhan Dunia Kerja

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Program 100 ribu lapangan kerja baru terus digenjot Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor bersama Wakil Bupati Sidoarjo Subandi. Untuk itu ia meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terus bergerak untuk mewujudkannya.

Salah satunya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo dengan menggelar Job Matching Bursa Kerja Khusus (BKK) dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan di sekolah-sekolah SMK. Seperti yang dilakukan di SMK 2 Krian dan SMK Persatuan 1 dan 2 Tulangan, Selasa (11/10/2022). Kegiatan untuk mengurangi angka pengangguran di Sidoarjo ini dibuka Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor.

Dalam sambutannya Gus Muhdlor mengatakan, program Job Matching BKK dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan di sekolah kejuruan menjadi salah satu upaya mempersiapkan lulusan SMK siap kerja sekaligus menekan angka pengangguran. Oleh karenanya ia mengapresiasi inovasi Disnaker Sidoarjo yang telah membuat program semacam ini. Apalagi ia melihat program tersebut juga menggandeng industri.

“Terdapat 32 industri yang digandeng dalam program tersebut. Hasilnya Job Matching menarik ribuan peserta dari lulusan SMK se Kabupaten Sidoarjo untuk ikut,” ujar Gus Muhdlor.

Ia menegaskan, sekolah kejuruan lulusannya dicetak untuk siap kerja. Bursa Kerja Khusus ini merupakan salah satu upaya Pemkab Sidoarjo dalam menekan angka pengangguran yang cukup signifikan.

“Program Job Matching ini tujuannya meningkatkan pemahaman dunia industri terhadap kompetensi yang dimiliki pencari kerja. Lulusan SMK nantinya siap kerja, karena sudah mendapat bekal itu,” ucapnya.

BACA JUGA:

sekolah1

Gus Muhdlor meminta keberadaan SMK saat ini kurikulumnya harus relevan mengikuti perkembangan zaman. Sekolah SMK harus memahami apa yang dibutuhkan industri kerja saat ini. Oleh karenanya SMK tidak boleh hanya terpaku pada kurikulum yang ada. Tetapi harus muncul inovasi dan terobosan agar kurikulumnya didasarkan pada basis industri sekitarnya. Dengan kata lain SMK mempersiapkan keahlian yang sesuai dengan industri di daerah itu.

“Zaman sekarang bukan hanya bicara tentang kompetensi tapi juga bicara tentang networking Sidoarjo, SDM Sidoarjo sangat tinggi dengan bukti indek pembangunan kita sudah di angka kurang lebih 80%, angka itu termasuk sangat tinggi di Indonesia, tetapi kalau networking tidak ditata akhirnya juga percuma,” urainya.

Untuk itu Gus Muhdlor meminta sekolah memiliki netwoking yang kuat. Itu yang harus dilakukan. Kepala sekolah atau guru harus juga mempersiapkan strugle daya banting bagi siswa-siswinya. Daya banting dalam memasuki dunia industri sangat dibutuhkan.

“Selain itu harus diperkuat agar tenaga kerja dari Sidoarjo tidak tergeser dari daerah lain,” terangnya.

sekolah2

Gus Muhdlor menambahkan, kepala sekolah dan para dewan sekolah harus juga membuat escape road atau jalur peralihan. Contohnya dengan membekali anak didiknya dengan skill wirausaha. Langkah seperti ini akan mengubah paradigma SMK bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan memperkerjakan orang lain.

“Jadi SMK juga harus diubah paradigmanya bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan memperkerjakan orang lain,” jelasnya.

Gus Muhdlor juga meminta SMK harus punya data alumni yang sudah memperoleh pekerjaan ataupun belum. Ataupun data peserta didiknya yang berwirausaha. Data itu dibutuhkan sebagai tolak ukur keberhasilan program penurunan pengangguran.

“Pendataan ini sangat penting dan kami berharap para siswa SMK dan alumni SMK memanfaatkan program Job Matching ini. Karena program ini sebagai jembatan untuk mencari kerja, mengukur kemampuan masuk Dunia Industri dan Dunia kerja (Dudika) bagi siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ujar Gus Muhdlor.

Gus Muhdlor juga mengungkapkan jumlah pelaksanaan BKK terus meningkat. Kalau pada 2021 jumlahnya hanya sekitar 7-12 tempat, sekarang jadi 70 kali BKK yang dilakukan dihampir seluruh SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Tujuannya tidak lain untuk menekan angka tingkat pengangguran lulusan SMK dan SMA.

“Karena dalam program Job Matching tersebut merupakan gelar bursa kerja khsusus anak-anak SMK yang sudah kerjasama dengan industri,” imbuhnya.

Sementara Kepala Disnaker Sidoarjo, Ainun Amalia mengatakan, program Job Matching sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, yakni membuka 100 ribu lapangan kerja baru yang menjadi salah satu dari 17 program prioritas.

“Program ini bisa masuk dalam program yang menjadi visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo membuka 100 ribu lapangan kerja baru,” ungkapnya.

Kepala SMK Krian 2 Sidoarjo Indra Wahyu Suliswanto mengaku program tersebut banyak membantu para siswa yang sudah lulus untuk mendapatkan pekerjaan. Sebab ia melihat sebagian besar mereka berminat untuk bekerja setelah lulus SMK.

“SMK Krian 2 hampir setiap bulan sebetulnya mengadakan open recruitment seperti ini, hanya saja mungkin skalanya lebih kecil bapak ibu. Jadi kurang lebih setiap bulan ada tiga sampai empat perusahaan mitra SMK Krian 2 melaksanakan open recruitment di SMK Krian 2,” ujarnya.

Indra juga mengatakan pihaknya telah melakukan MoU dengan industri. Jumlahnya hampir 480 MoU aktif. MoU tersebut merupakan komitmen lembaganya dalam penempatan tenaga kerja terhadap anak didiknya yang telah lulus.

“Setiap tahun lulusan kami SMK Krian 2, 60 persen terserap di dunia kerja sebelum mendapatkan ijazah,” imbuhnya. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *