Kembangkan Aplikasi Sensor Anti Kebakaran Hutan, Tim KIR Smamda Sidoarjo Juara Nasional
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo berjudul Smart Alert Detect for Deforestation (SADFOREST) merebut juara Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventors Award (NYIA) 2020 yang diumumkan secara daring oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rabu (18/11/2020).
Ketua tim KIR Smamda dalam ajang lomba itu, Mukhammad Sholikhuddin, siswa kelas 12 IPA delapan mengatakan, munculnya ide membuat alat sensor tersebut dilandasi adanya penebangan hutan secara liar, luasnya area kebakaran hutan dan pengundulan hutan.
“Karya, atau alat sensor itu kita ikutkan lomba dengan judul Smart Alert Detect for Deforestation (SADFOREST), Alhamdulillah menang, semoga bermanfaat kedepannya,” kata Mukhammad Sholikhuddin kepada awak media termasuk suryakabar.com, Senin (23/11/2020).
BACA JUGA:
Ia menjelaskan, sejak mendapat info tentang lomba, bersama seorang teman sekaligus anggota timnya, Nabil Nasruddin Al Mutawakkil, siswa Smamda, kelas 11 IPA satu bergegas menyiapkan bahan lomba.
“Kita persiapkan pembuatan aplikasinya, untuk prototipe alat sensor itu selama dua bulan. Lalu, kita buat videonya, proposalnya, aplikasi, hingga kita presentasikan, karena lombanya kali ini secara daring, online,” terangnya.
Tujuan inovasi SADFOREST diharapkan dapat menurunkan angka deforestasi di Indonesia, efisiensi waktu dalam penanganan bencana, mempermudah pengguna dalam memantau kondisi hutan.
SADFOREST merupakan inovasi sistem peringatan pintar yang ditempatkan pada area hutan atau lahan hijau lainnya. Berguna untuk mendeteksi penebangan pohon secara ilegal dan kebakaran hutan yang dapat dipantau secara realtime melalui aplikasi yang telah disediakan.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Wigatiningsih mengatakan, apresiasi yang tinggi untuk para siswa berprestasi, dan tim siswa lain yang telah membawa nama harum di lembaga sekolah ini, Smamda.
Kata Wigatiningsih, pihaknya tentu akan terus mendorong civitas Smamda mampu berkarya dan berprestasi, baik guru maupun siswa.
“Dalam situasi apa pun, kita harus tetap berprestasi. Yang sudah juara didorong agar mampu ke ajang lebih tinggi. Termasuk yang belum sempat, harus berani mencoba,” pungkasnya. (sty)