Sambut Tahun Ajaran Baru 2020/2021, SMAMITA Sidoarjo Rencanakan Ini

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – SMA Muhammadiyah 1 Taman, Sidoarjo (SMAMITA) menerima sekitar 230 siswa baru di tahun ajaran 2020/2021. Siswa baru tersebut telah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MTLS) secara online pada, 14-17 Juli 2020, dari pukul 08.00-10.00 WIB.

Pihak sekolah telah menyiapkan metode pembelajaran secara daring. Ini karena masih adanya Covid-19.

Sambil berjalan guna memaksimalkan pembelajaran baru kepada para siswa, SMAMITA juga tengah merencanakan model pembelajaran lain yakni pembelajaran per-kluster wilayah.

Pegawai Kurikulum SMAMITA, Irma Rusdiana mengatakan, pihaknya akan menerapkan pembelajaran tahun ajaran baru 2020/2021 secara online. Para siswa harus masuk sekolah secara online selama empat jam.

“Kita sudah siapkan tiga aplikasi khusus untuk pembelajaran online. Baik yang berbayar maupun yang telah disiapkan tim IT sekolah. Jika nantinya telah dibuka untuk pembelajaran secara langsung atau tatap muka di sekolah, kita sudah siapkan juga model pembelajaran barunya,” kata Irma Rusdiana kepada suryakabar.com, Selasa (14/7/2020).

Selaku Kesiswaan SMAMITA, Edwin Yogi Laayrananta menambahkan, selain mempersiapkan model pembelajaran bagi para siswa, pihaknya juga mempersiapkan kompetensi para guru, sejak pandemi Covid-19.

BACA JUGA:

Disamping itu, pihaknya saat ini juga tengah menyiapkan model pembelajaran per-kluster wilayah. Rencananya, model pembelajaran itu dilakukan bekerjasama dengan pejabat pemerintah Sidoarjo di setiap wilayah yang akan dituju.

“Model pembelajaran itu merupakan apresiasi kita terhadap usulan sejumlah wali murid. Mereka mencurahkan kekhawatirannya kepada kami, jika sewaktu-waktu tidak bisa mendampingi anaknya saat belajar secara online,” terangnya.

SMAMITA sendiri juga tidak ingin menghilangkan program sekolah, lanjut Yogi, sapaan akrab Edwin Yogi Laayrananta. Dalam waktu dekat, sistem pembelajaran per-kluster wilayah tersebut akan segera ditindaklanjuti.

“Jika sistemnya sudah siap, guru mata pelajaran (mapel) yang nantinya akan datang langsung ke wilayah yang ditentukan. Lokasi pembelajarannya bisa memanfaatkan fasilitas umum seperti balai desa, mushola, masjid atau tempat khusus untuk maksimal 10 siswa,” pungkasnya. (sty)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *