Risma Dorong Pengurus Tempat Ibadah Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan sosialisasi protokol kesehatan kepada para pengurus tempat ibadah di Surabaya, Rabu (10/6/2020). Tujuannya mendorong mereka agar tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sosialisasi melalui video telekonferensi di Balai Kota Surabaya tersebut, diikuti tokoh agama, takmir masjid atau musala, serta para pengurus gereja, vihara, dan kelenteng di Surabaya. Selain itu, juga diikuti Kapolrestabes Surabaya, Kapolres Tanjung Perak dan Danrem 084/Bhaskara Jaya beserta Dandim Surabaya Timur, Selatan, dan Utara.
“Mulai kemarin kita sudah membuat protokol-protokol atau tatanan di tengah pandemi ini. Kita juga lakukan sosialisasi kepada kelompok yang lain. Kita sudah keluarkan pedoman nanti akan saya edarkan,” kata Risma.
Dalam pedoman itu, di antaranya disebutkan, pengurus tempat ibadah harus menyiapkan petugas atau relawan untuk menjaga di pintu masuk area tempat ibadah. Mereka bertugas melakukan screening atau pengecekan suhu tubuh serta mengatur jemaah yang akan melaksanakan ibadah.
“Pertama kita menyiapkan petugas, setiap akan melaksanakan salat harus ada yang jaga. Karena ini penting, untuk bisa screening siapa yang tidak boleh berada di masjid atau musala kita,” katanya.
BACA JUGA:
Selain itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyampaikan, pengurus tempat ibadah juga wajib menyampaikan kepada para jemaahnya jika ada yang merasa sakit, seperti batuk, sesak nafas atau flu, diimbau agar salat di rumah. Ini penting untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya penularan Covid-19.
“Di Surabaya sudah terjadi sebelumnya, ada klaster yang berasal dari masjid. Karena itu, ini jangan sampai terulang kembali. Sekali lagi kita harus berani menyampaikan kalau ada yang sakit agar tidak ikut salat di masjid,” pesan Risma.
Menurut Risma, di Surabaya ada beberapa orang yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Mereka secara fisik sehat dan tidak merasakan sakit apapun. Namun di dalam tubuhnya itu ada carrier yang dapat menularkan ke yang lain.
“Karena itu kita harus memiliki protokol-protokol yang ketat. Saya mohon dengan hormat mari kita patuhi protokol-protokol itu,” tandasnys.
Di samping itu, Risma juga mengajak kepada para pengurus masjid atau musala agar menyiapkan sabun di tempat wudlu. Di sisi lain, mereka juga diimbau agar mengatur jarak antar-jemaah serta jumlah tidak melebihi 50 persen dari kapasitas tempat ibadah.
Kemudian, tidak menggunakan AC serta karpet untuk salat. Karena itu, jemaah diharapkan agar membawa peralatan salat sendiri dari rumah masing-masing.
“Saya mohon dengan hormat ayo kita jaga protokol-protokol itu, tidak ada cara selain disiplin dengan protokol yang ketat. Saya mencoba bagaimana menyelesaikan ini, saya mohon bantuan dan dukungan bapak ibu sekalian agar tidak ada lagi klaster baru dari masjid atau musala,” tuturnya. (be)