Pemkot Surabaya Buka Pasar Tradisional, Pedagang dan Pembeli Pakai APD
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Pasca penutupan sejumlah pasar tradisional karena pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya akan melakukan evaluasi guna menjaga stabilitas ekonomi Kota Surabaya jangan sampai lumpuh.
Kabag Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, setelah mengevaluasi pasar yang ditutup, dia melihat pedagang pasar yang ditutup itu bukannya mengisolasi diri, tetapi mereka malah berjualan di tempat lain.
“Nah di tempat lain inilah yang saya khawatirkan penyebarannya justru tambah meluas. Karena itu, ke depan tidak ada penutupan pasar, tapi pengaturan,” terang Agus Hebi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pertama pihaknya akan melakukan sosialisasi paling tidak sehari 10 sampai 20 pasar. Mereka (pedagang dan pembeli) memakai alat pelindung diri (APD) minimal masker, pakai kaca mata, dan para pedagangnya harus menggunakan sarung tangan dan hand sanitizer, sehingga ketika menerima uang bisa tetap steril.
“Kalau tidak pakai APD dan cuci tangan mereka dilarang masuk, serta harus diukur suhunya. Kedua physical distancing harus diterapkan, yang dilakukan pedagang, karyawan, dan stan harus dikurangi. Biasanya lima menjadi dua atau satu saja biar enggak ngumpul,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Masih kata Hebi, kemudian jarak antar stan diperlebar dan untuk pembeli diusahakan jangan terlalu lama di pasar. Jadi dari rumah si pembeli harus punya catatan-catatan apa yang dibeli di pasar, sehingga saat dia di pasar tidak terlalu lama.
“Jangan sampai warga ke pasar, mikir masak opo dino iki. Itu lakukan di rumah mikirnya itu, kemudian dicatat baru ke pasar. Ini untuk mengurangi kerumunan di pasar. Salah satunya itu, makanya physical distancing perlu disosialisasikan ke warga,” jelasnya.
Dia menuturkan, ketiga, warga yang berusia 60 tahun rentan terhadap penyakit, bayi, ibu hamil dan menyusui janganlah ke pasar. Lebih baik suaminya, tetangga atau pembantu minta tolong ke pasar.
“Kalau sudah sehat monggo ke pasar, tapi dengan catatan pakai APD. Jadi sosialisasi itu tiap hari. Nanti masker ini akan jadi gaya hidup. Kalau misalnya nanti, tidak pakai masker warga akan kebingungan. Tapi sekarang ini masih belum, karena belum terbiasa. Ini yang akan kita lakukan terus menerus, bukan menutup. Tapi ke depan mengatur pasar ini,” paparnya.
“Karena evaluasinya seperti itu, kalau terus ditutup dan sebagainya, ekonomi akan berhenti. Saya enggak setuju kalau seperti itu. Dan mulai kemarin pasar dibuka semua dan jam operasional pasar bebas seperti biasa,” pungkasnya. (be)