Jelang HUT ke-74 RI, Perajin Baju Adat di Sidoarjo Banjir Pesanan
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Bulan Agustus menjadi berkah tersendiri bagi pengerajin baju adat di Kabupaten Sidoarjo. Betapa tidak, pesanannya meningkat menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia.
Pengerajin baju adat di Sidoarjo adalah Siti Ulfah (48), warga Dusun Ngengor RT 03 RW 03, Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.
Usaha yang ditekuni sejak enam tahun silam bersama suaminya, Didik (51) tersebut, kini membuahkan hasil yang sangat menakjubkan. Pesanan baju adat meningkat berlipat-lipat dibandingkan bulan-bulan lain.
Baju adat buatannya tersebut bermacam-macam. Seperti baju adat Dayak, Bali, Betawi, Gorontalo dan baju adat yang berasal dari daerah lain di Indonesia. “Saat ini banyak pesanan baju adat Dayak,” kata Ulfah, Minggu (4/8/2019).
Produksi baju adat dari Sabang sampai Merauke tersebut ia jual di berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, di antaranya, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan Malang. “Masih sebatas di Jawa Timur saja,” terangnya.
Selain itu, tidak sedikit masyarakat dari daerah luar Sidoarjo, seperti Mojokerto, Pasuruan dan Surabaya memesan secara langsung di tempat tersebut untuk disewakan pada acara 17-an maupun momen-momen tertentu. “Ada yang langsung ke sini beli untuk disewakan,” kata Ulfah.
Banyaknya pesanan 7 sampai 10 kodi perhari, tentunya tidak ia kerjakan sendiri. Ulfah memperkerjakan para tetangga, hingga saat ini ada sekitar 10 sampai 15 orang ibu rumah tangga. “Ada yang dikerjakan di sini, ada juga yang dikerjakan di rumah masing-masing,” ucapnya.
Sementara itu, harganyapun cukup terjangkau. Untuk dua pasang baju adat ukuran orang dewasa beserta aksesorisnya ia jual Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu. Sedang untuk ukuran anak-anak, dua pasang beserta aksesorisnya, seharga Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu. (wob)