Jelang Puncak Arus Mudik, Bandara Juanda Alami Penurunan Penumpang, Ini Penyebabnya

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Jumlah penumpang di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo mengalami penurunan menjelang puncak arus mudik Lebaran 2019.

Penurunan ini sekitar 22 persen, untuk penerbangan 17 persen dan cargo 4,2 persen. Selain karena faktor tingginya harga tiket, pembangunan tol trans Jawa juga berdampak pada menurunnya minat pengguna jasa penerbangan pada musim mudik tahun ini.

Hal tersebut disampaikan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo Heru Prasetyo usai membuka Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2019.

“Posko Terpadu ini menjadi agenda rutin setiap tahun. Pelaksanaan Posko Terpadu angkutan Lebaran harus tetap mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan,” kata Heru kepada wartawan di Terminal T1 Bandara Juanda, Selasa (28/5/2018).

Guna mendukung kelancaran arus mudik dan balik penumpang, Bandara Internasional Juanda akan beroperasi 24 jam selama arus mudik dan balik Lebaran 2019.

“Besar penurunan mencapai 22 persen untuk penumpang, 17 persen untuk penerbangan dan untuk cargo 4,2 persen. Penyebab mengalami penurunan jumlah penumpang pesawat dari beberapa faktor. Salah satunya adalah kenaikan harga tiket pesawat,” tambah Heru.

Posko tersebut akan dilaksanakan selama 16 hari terhitung mulai H-7 (29 Mei 2019) hingga H+7 (13 Juni 2019). Selain pihak internal PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Juanda, posko ini juga melibatkan beberapa instansi yaitu Otoritas Bandara Wilayah III, Lanudal Juanda, TNI AD, TNI AU, Polsek Sedati, BMKG, Basarnas, CIQ, Airlines dan Ground Handling.

“Untuk prediksi puncak pergerakan pesawat pada arus mudik terjadi pada H-5 (31 Mei) dan arus balik pada H+4 (10 Juni). Kemudian untuk puncak kepadatan penumpang pada arus mudik H-5 (31 Mei) dan arus balik pada H+3 (9 Juni). Selanjutnya pergerakan kargo pesawat pada arus mudik terjadi pada H-5 (31 Mei) dan arus balik pada H+6 (12 Juni),” terang Heru.

Di tempat yang sama, Plt Kepala Otoritas Bandara, Nafhan Syahroni mengatakan, tiket batas atas justru tinggi tahun lalu. Tahun ini keluar Keputusan Menteri no 106 tahun 2019, tiket diturunkan dari batas atas sebesar 12 hingga 16 persen.

“Contohnya untuk tiket pesawat Garuda yang ekonomi yang awalnya Rp 1,7 juta, saat ini sudah mengalami penurunan. Sebenarnya penurunan penumpang tersebut disebabkan beberapa faktor salah satu adanya jalan tol,” tandas Nafhan. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *