Dalam Kondisi Begini Pesinetron Bajaj Bajuri Mat Solar Hadiri Wisuda Putranya di ITS
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Pada gelaran wisuda ke-118 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya hari pertama, Sabtu (15/9/2018) meluluskan 777 mahasiswa. Menariknya, salah satu wisudawan yang berprestasi adalah Mikhail Ali Shidqi, putra pelawak kenamaan Nasrullah yang akrab dipanggil Mat Solar.
Kehadiran Mat Solar dipuji Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD. Ia terharu, meskipun dalam keadaan sakit, artis yang dikenal perannya dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri ini tetap menghadiri acara wisuda putranya. “Ini adalah contoh orang tua yang sangat baik dalam melaksanakan tanggung jawabnya,” tutur guru besar Teknik Lingkungan ini dengan nada sedikit terisak, Sabtu (15/9/2018).
Mikhail termasuk mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan yang berprestasi di kampus ITS. Tergabung dalam tim Marine Solar Boat, Mikhail berkontribusi merancang perahu bertenaga surya. Bahkan, perahu bernama Jalapatih karya timnya meraih juara III dalam Solar Boat Competition 2018 di Belanda, belum lama ini.
Menanggapi kelulusan putranya, pelawak kawakan ini mengungkapkan, masa depan lulusan Teknik Sistem Perkapalan bergantung kepada ilmu dasar yang telah diajarkan. “Apabila dasar ilmu perkapalan sudah menguasai, para lulusan bisa untuk berfikir mengenai masa depan mereka,” ujar Mat Solar yang hadir dengan duduk di atas kursi roda.
Menurutnya, sumber daya manusia di bidang perkapalan sangat banyak. Oleh sebab itu, program pemerintah tentang laut harus segera terealisasi dengan cepat dan benar. “Wisudawan ini memiliki banyak pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya laut, sangat rugi apabila tidak bisa diimplementasikan pada negara Indonesia,” ungkap pria asli Betawi ini.
Menurut Mat Solar, kampus ITS sangat membantu di bidang kemaritiman. Contoh kecilnya adalah adanya PT PAL yang dibangun Presiden ketiga Republik Indonesia Prof BJ Habibie. “Habibie membangun PT PAL karena ada kampus ITS, kampus yang juga dikenal sebagai kampus maritim,” imbuh pria yang pernah bermain di sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini.
Namun, menurutnya, saat ini Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar dalam mengelola laut yakni mengubah lautan yang luas menjadi daratan. Maksudnya, pola hidup bangsa yang tidak selalu berada di darat. “Pola hidup di laut artinya memanfaatkan luasnya laut Indonesia,” tutur pria yang pernah berkuliah di jurusan Sosiologi Universitas Indonesia ini. (mer)