Haji 2018
12 Tahun Menabung, Penjual Susu Naik Haji

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Puluhan tahun berjualan susu sapi segar keliling kampung, kini hasilnya bisa dirasakan Muadji (62) dan istrinya Cholifah (59) warga Jalan Citra Kancil RT 4, RW 1, Desa Sidokepung Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Mereka berdua akan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah rukun Islam ke lima.

Berbekal tekad yang kuat berjualan susu sapi segar berkeliling dari kampung ke kampung mulai rumahnya di Buduran hingga Gedangan, dengan sepeda motor mengantarkan Muadji dan Cholifah menjadi tamu Allah di tanah suci kloter ke 74 dari Sidoarjo embarkasi Surabaya.

“Keinginan menunaikan ibadah haji ke tanah suci itu sejak 20 tahun yang lalu,” kata Muadji kepada suryakabar.com saat dikunjungi di rumahnya, Kamis (26/7/2018).

haji penjual susu1

Muadji mengaku, dengan pekerjaan sebagai penjual susu sapi segar keliling, dibenaknya cita-cita tersebut tidak bakalan akan tercapai. Namun tekad tersebut sudah bulat akhirnya dia memutuskan untuk menabung sebagian kecil dari hasil penjualan susu. Dengan kesepakatan istrinya, hasil dari keuntungan perhari dari berjualan susu tersebut ditabung Rp 10 ribu.

Muadji menambahkan, dirinya mendaftar sebagai calon jemaah haji asal Sidoarjo sekitar 2006, dengan modal pertama mendapatkan arisan dan tabungan dari menjual susu. Setelah mendaftar mendapatkan nomor antrian, tekadnya bertambah giat yang sebelumnya menabung tidak setiap hari, akhirnya setiap hari harus menyisihkan uang untuk ditabung.

“Perasaan ya senang, setelah mendapatkan panggilan tamu Allah ini. Karena menunggu selama 12 tahun, baru 2018 terlaksana,” ujarnya.

Muadji yang setiap harinya menjadi imam di Musholla Baitul Amin Jalan Citra Kancil RT 4, RW 1 Desa Sidokepung, Buduran, Sidoarjo ini, mengaku dari penjualan susu sapi segar setiap harinya hanya menghabiskan 30 liter hingga 45 liter susu. Kemudian dikemas dimasukkan ke dalam plastik 1/5 literan.

“Keuntungan dari penjualan susu sapi ini tidak banyak, hanya Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu perhari. Alhamdulillah dengan pertolongan Allah ternyata bisa berangkat ke tanah suci besuk, Jumat (10/8/2018),” jelasnya.

Masih kata Muadji, karena melakukan ibadah haji di tanah suci memerlukan fisik kuat, ia setiap pagi usai menunaikan sholat Subuh menyempatkan diri lari selama 15 menit keliling kampung.

“Sementara istri saya Insyaallah kuat, karena setiap pagi ke sawah pulang siang. Kemudian habis sholat Ashar ke sawah lagi,” tandasnya. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *