Pendidikan
Unesa Gelar ICHELSS V Rumuskan Masalah Perubahan Kurikulum Pendidikan
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) bersama Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPISI) menggelar konferensi internasional di Surabaya, Sabtu (25/10/2025).
Konferensi bertajuk Conference Book, The 5th International Conference on Humanities, Education, Law, and Social Science (ICHELSS) V 2025 ini mempertemukan para akademisi. Tercatat, ada 12 Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang menghadiri konferensi internasional ini.
Mereka membahas berbagai isu dan tren terkini di bidang humaniora, pendidikan, hukum, dan ilmu sosial. Salah satu tujuannya adalah merumuskan respons terhadap tantangan sosial yang ada. Di antaranya, menyikapi perubahan kurikulum pendidikan.
Rektor Unesa Nurhasan yang membuka gelaran ini menyoroti dua persoalan bangsa. Menurutnya, persoalan bangsa yakni tidak fokus. “Tidak fokus, anggaran terbatas termasuk pendidikan,” ujarnya.
Sedangkan, persoalan bangsa yang kedua tak mampu kerja sama. Nurhasan menilai meskipun sering duduk bersama dan berdialog, tidak mampu terjalin kerja sama. “Sering bersama tapi tidak bisa kerja sama,” ungkapnya.
Sehingga, dengan adanya konferensi internasional ini, diharapkan bisa merekomendasikan solusi dari persoalan-persoalan tersebut. “Semoga konferensi internasional ini berjalan lancar,” harapnya.
Sekjen HISPISI ICHELLS Wiwik Sri Utami mengatakan, sebagai organisasi keilmuan pihaknya ingin terus bergerak. Hingga saai ini, HISPISI belum berkembang dalam percaturan ilmu sosial.
Menurutnya, gelaran ini bertujuan untuk meningkatkan kelembagaan. “Organisasi ini harus berkembang cepat,” katanya.
Wiwik menjelaskan, konferensi internasional ini juga untuk mengakomodir perubahan kebijakan kementerian. Sehingga, diperlukan peningkatan reputasi keilmuan.
“Nantinya, di ICHELSS V ini tidak hanya kegiatan ilmiah saja, namun juga ada riset kolaborasi, student exchange dan pertukaran dosen. Dengan adanya pertemuan ICHELSS, maka bisa merumuskan solusi dalam setiap kebijakan pemerintahan,” jelas Dekan Fisipol Unesa itu.
Wiwik menyebut, tiap kebijakan kementerian terus berganti. Seperti, dari kurikulum yang mengintegrasikan Kampus Merdeka Belajar, kini menjadi Kampus Berdampak.
“Otomatis kan ini harus kita siapkan. Apa yang disiapkan? Kurikulumnya. Maka, ketika ada rapat tahunan, maka yang dibicarakan adalah perubahan kurikulum,” pungkasnya. (aci)


