Berita Sidoarjo
Empati Pembuatan Kaki Palsu Prostetik untuk Syaiful Rozi Abdillah, Korban Bangunan Ponpes Ambruk di Sidoarjo

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Empati terhadap Syaiful Rozi Abdillah, salah satu korban selamat ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran Sidoarjo datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari perusahaan di Bogor, Jawa Barat yang berkunjung ke rumah Rosi, di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Senin (13/10/2025) siang.

I Nyoman Widya Dharma Nugraha, Partnership Manager, The New Laushine Beauty mengatakan, perusahaannya sangat berempati terhadap Syaiful Rosi Abdillah.

“Hari ini kami datang ke kediaman adik Rozi memberikan bantuan berupa kruk dan kaki palsu prostetik sekaligus memberikan dorongan semangat kepadanya,” tuturnya.

Baca Juga:  Mensos Saifullah Yusuf Besuk Santri Rozi di Desa Sumokali, Candi, Sidoarjo

Ia menjelaskan, yang pertama pihaknya menyerahkan sepasang kruk untuk santri Ponpes Al Khoziny ini yang diterima kedua orangtuanya.

“Kruk ini untuk membantu aktivitas sementara, sedangkan untuk kaki palsu prostetik, besok akan diukur dan segera dibuatkan usai adik Rozi kontrol ke RSUD Sidoarjo,” imbuhnya.

Baca Juga:  BPJS Kesehatan Surabaya Beri Penghargaan Faskes Terbaik dalam Mutu Pelayanan Program JKN

Rozi, merupakan korban selamat terakhir yang berhasil dievaluasi Tim SAR Gabungan dari bawah reruntuhan pada  Rabu (1/10/2025) malam.

Namun, pergelangan kaki kanan Rosi harus diamputasi karena tertindih beton. Rozi kini menjalani rawat jalan setelah sebelumnya dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo.

Rozi bilang masih merasakan rasa nyeri di kaki kanannya. “Masih terasa nyeri, apalagi kalau kaki menggantung,” ucapnya.

Baca Juga:  Unusa Siapkan Program Beasiswa Khusus pada Penerimaan Mahasiswa Baru 2026-2027

Saat ini Rozi duduk di jenjang pendidikan setara kelas 3 SMP. Setelah sembuh ia bertekat melanjutkan pendidikan di Pesantren Al Khoziny, Buduran Sidoarjo. “Saya tidak ingin bersekolah di tempat lain. Sudah nyaman di sana, jadi tidak harus adaptasi lagi,” tambahnya.

Saat ditanya tentang cita-citanya, jawaban Rosi tidak berubah: “Ingin menjadi pesilat,” kata Rozi singkat sambil menunjukkan sebuah medali. (sat)