Pendidikan
SEGTA 2025 FTMM Unair Resmi Ditutup, 62 Mahasiswa Asing dari 9 Negara Turut Berpartisipasi
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Rangkaian Sustainable Energy and Green Technology Applications (SEGTA) 2025 yang digelar Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Internasional Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) resmi ditutup.
Closing ceremony digelar di Auditorium Candradimuka Gedung Nano, Lantai 9 Kampus C Unair MERR Surabaya, Selasa (12/8/2025) dengan dihadiri jajaran pimpinan fakultas, dosen, dan para peserta SEGTA 2025 dari berbagai negara.
Wakil Dekan 3 Bidang Riset, Inovasi, Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama FTMM Unair Prof Dr Retna Apsari MSi mengatakan, SEGTA 2025 berlangung sejak Rabu (6/8/2025) di Gili Iyang, Sumenep, Madura.
Kegiatan ini diikuti 62 mahasiswa asing dari 9 negara, 31 staf internasional, dan didukung 105 panitia lokal, serta 40 mahasiswa FTMM Unair.
“Program yang sudah rutin berjalan sejak 2022 ini mengusung enam klaster inovasi, mulai dari pertanian berbasis energi surya hingga pemanfaatan drone untuk pariwisata,” ujarnya.
Prof Retna menjelaskan, kegiatan lapangan dilakukan di Pulau Gili Iyang dan Kalianget, dua wilayah dengan potensi alam luar biasa.
“Gili Iyang yang dikenal memiliki kadar oksigen tertinggi kedua di dunia, menjadi lokasi pengembangan teknologi pertanian dan konservasi lingkungan,” jelasnya.
Sedangkan, Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo menjadi destinasi terakhir peserta untuk mempelajari konsep wellness tourism berbasis teknologi.
Para peserta melakukan trip di Kawasan Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru pada Selasa dan Rabu, 12-13 Agustus 2025.
“Bromo itu magnet. Kita ingin menunjukkan bagaimana teknologi bisa mendukung pariwisata berkelanjutan,” ungkapnya.
Prof Retna menyebut, meski kegiatan lapangan telah usai, proses akademik masih berlanjut.
Mahasiswa peserta akan mengikuti pembelajaran hibrida hingga akhir Desember 2025, dan mendapatkan dua sertifikat, yakni sertifikat partisipasi dan sertifikat dengan 2 SKS kredit bagi yang menyelesaikan modul pembelajaran.
“Program ini tidak berhenti di sini. Sejak 2022 kami terus membangun jejaring dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” terangnya.
Dengan menggabungkan teknologi, riset, pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat, Unair menunjukkan kolaborasi lintas negara dapat menjadi kekuatan untuk menghadirkan perubahan positif, tidak hanya bagi akademisi, namun juga untuk lingkungan dan warga lokal.
Sebagai informasi, kegiatan pengmas dengan skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Kegiatan SEGTA 2025 juga terintegrasi dengan kegiatan Airlangga Community Development Hub (ACDH) Unair 2025. (aci)