Ramadhan 2025
Forwas Gelar Tadarus Jurnalistik

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) menggelar diskusi rutin bertajuk Tadarus Jurnalistik, di Balai Wartawan Sidoarjo, Jalan Ahmad Yani 18 A, Jumat (14/3/2025) malam.

Kali ini, tema yang diangkat yaitu, “Bincang Akhlak Pejabat Publik” dengan narasumber Kepala Divisi Gakkumdu Bawaslu Sidoarjo, M Arief.

Arief memulai dengan pembahasan, idealnya pejabat publik harus memiliki akhlak sebagaimana dicontohkan Rasulullah.

Baca Juga:  Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Pastikan Stok Cabai dan Telur Selama Ramadhan 2025 Tercukupi

“Shidiq atau jujur itu penting. Amanah, menjalankan janji kepada masyarakat. Dan fatonah, bijak dalam menyikapi persoalan di masyarakat,” tuturnya.

Namun menurutnya, realitasnya tidak semudah itu. Arief mengungkapkan, Bawaslu dan KPU sebagai filter awal dalam pemilu dan pilkada tidak sepenuhnya bisa menyaring calon dengan akhlak buruk. Sebab, mereka hanya menjalankan prosedur sesuai regulasi.

Baca Juga:  Polres Pelabuhan Makassar Gelar Patroli Intensif di Pusat Perbelanjaan di Bulan Ramadhan

“Contohnya pada 2019, napi koruptor dilarang mencalonkan diri. Tapi ketika aturan itu dicabut, banyak mantan koruptor maju dan terpilih. Kami tidak bisa membatalkan pencalonan mereka, karena undang-undangnya memperbolehkan,” jelasnya.

Menurut Arief, pencegahan bisa dilakukan dengan mengawal proses pembuatan undang-undang yang lebih ketat. ”Jadi kita bisa kawal bersama melalui teman-teman media mengenai undang-undang tersebut,” katanya.

Baca Juga:  Menhub Dudy Tinjau Terminal Giwangan Yogyakarta Temukan Bus Tak Laik Jalan, Pasang Stiker dan Larang Bus Beroperasi

Di sisi lain, Bawaslu juga terus berupaya meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat. “Kami tak bisa bekerja sendiri. Media punya peran penting dalam mengawal demokrasi dan akhlak pejabat publik,” tambahnya.

Ketua Forwas M. Taufik menegaskan, Tadarus Jurnalistik bukan sekadar diskusi, tetapi juga ruang refleksi bagi jurnalis untuk mengawal moralitas pemimpin melalui pemberitaan.

“Acara ini menjaga nalar kita. Setidaknya kita berpikir soal akhlak pejabat. Ini upaya bersama mengawal mereka melalui pemberitaan,” ucapnya. (sat)