Dosen UWP Turun ke Masyarakat, Belikan Mesin Cetak, Produksi Donat Kentang Meningkat
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Jajanan donat sudah tidak asing bagi masyarakat. Bahkan banyak masyarakat yang memproduksi donat untuk dijual, tetapi tidak semua donat yang dijual memiliki kualitas produksi dan kesehatan memadahi.
Kelemahan masyarakat ini dibaca Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya. Untuk itu, kampus yang memiliki kantor pusat di Benowo ini meminta dosen-dosen turun langsung ke lapangan. Mereka diminta melakukan pendampingan secara langsung, supaya produksi makanan yang layak jual lebih sehat.
Keinginan kampus melibatkan dosen ke masyarakat mendapat respons positif. Tiga dosen UWP, Mulus Soegiharto (Ketua Tim Pengabdian Masyarakat), Alfi Nugroho, dan Miskan (anggota tim) menunjukan kreativitasnya. Dosen-dosen ini memutuskan untuk mendengarkan keluhan dan kendala memproduksi makanan layak jual di masyarakat.
Dari hasil penelitian, faktor kualitas menjadi kendala utama. Untuk itu, dosen-dosen ini memberikan pengarahan serta motivasi untuk memproduksi makanan layak jual. Pada pendampingan kali ini, para pendidik memberikan pelatihan terkait jajanan donat, karena makanan tersebut sudah umum dikalangan masyarakat.
“Kita melakukan pendekatan supaya produksi donat yang ada di masyarakat layak untuk dijual,” kata Mulus Soegiharto Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya, Senin (14/8/2017).
Mulus mengatakan, dari berbagai pengamatan, peluang pengembangan penjualan donat ada pada donat kentang aneka toping. Makanan ini mulai memiliki penggemar cukup banyak. Masyarakat tidak pernah bosan terhadap makanan ini. Bahkan, segmentasi makanan donat kentang tidak hanya didominasi kaum remaja dan anak-anak, tetapi kalangan tua juga menggemarinya.
Donat kentang ini untuk memenuhi permintaan konsumen yang selalu meningkat, pengusaha donat kentang dituntut terus meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya beserta higinesnya makanan donat tersebut.
Di Surabaya banyak bermunculan pengusaha donat kentang aneka toping, termasuk yang ada di Kecamatan Pakal dan Kecamatan Karangpilang Surabaya.
Ada dua pengusaha donat kentang yang didampingi, pertama pengusaha donat kentang dengan nama Juwita Mulia yang beralamatkan di Pondok Benowo Indah Blok YY/ 25 Surabaya RT 02 / RW 08, Kecamatan Pakal, Surabaya. Usaha ini berdiri sejak 2012. Kemudian dijadikan mitra pertama, selanjutnya pengusaha donat kentang Fahri Jaya beralamat di Kebraon GG II/158, RT 05/RW 03 Kecamatan Karang Pilang, Surabaya berdiri 2013, jenis usaha ini menjadi mitra kampus kedua.
Kedua usaha donat ini masih menggunakan sistem manual, mencetaknya dengan menggunakan tangan, sehingga kapasistas produksinya relatif sangat rendah. Begitu juga dengan manajemen pemasaran yang masih belum ada, pembukuan belum ada, perijinan Industri Rumah Tangga (PIRT) juga belum ada.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusinya adalah merancang, membuat mesin pencetak donat kentang dengan menerapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) supaya hasil produksinya lebih banyak. Kemudian memberikan penerapan menajemen pemasaran agar kedua mitra mengerti tentang manajemen pemasaran yang baik.
Hal tersebut berdampak pada peningkatan produktivitas pada mitra pengusaha donat kentang. Atas kondisi tersebut, ujar Mulus, kampus mengusulkan ke pemerintah untuk memberikan mesin pencetak donat kentang. “Produktivitasnya mengalami peningkatan tiga kali lipat. Sebelumnya 20 dos, sekarang naik menjadi 60 dos per hari,” terangnya.
Yang lebih membahagiakan, faktor kesehatan dan kualitas mengalami peningkatan signifikan. “Pemesanan terus meningkat,” paparnya. (arf)