ITS Dukung Kemajuan Ekonomi Syariah di Indonesia Lewat TRACE
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) meluncurkan laman bernama Telusur dan Pantau Halal Indonesia (TRACE).
Inovasi yang merupakan bagian dari penelitian halal di ITS ini, merupakan sistem pengawas kehalalan bahan baku produk, mulai dari peternakan hingga ke tangan konsumen melalui teknologi pindai QR Code. Inovasi ini berfokus pada pemantauan bahan baku yang memungkinkan transparansi di setiap rantai produksi makanan.
Ketua tim peneliti TRACE Prof Nur Aini Rakhmawati SKom MSc Eng PhD mengatakan, inovasi TRACE mengutamakan pengawasan pada bahan baku daging atau unggas dari suatu produk makanan.
“Daging dan unggas memiliki risiko tertinggi dalam hal kepatuhan halal terhadap kompleksitas proses penyembelihan dan penanganannya. Selain itu, kami tidak melakukan penelusuran penuh untuk tetap menjaga kerahasiaan formula bisnis,” ujar Iin, sapaan akrab Nur Aini Rakhmawati.
Melalui laman yang dapat diakses pada https://trace.halal.go.id/, Iin beserta timnya menyediakan informasi lengkap mengenai bahan baku daging di setiap rantai produksinya. Mulai dari tempat penyembelihan, rumah potong hewan (RPH), pelaku usaha pertama, kedua dan seterusnya hingga menjadi suatu produk makanan di pasaran.
“Informasi tersebut dapat langsung muncul hanya dengan memindai QR Code pada kemasan produk,” terang Wakil Kepala Pusat Kajian Halal ITS itu.
Dalam pengoperasiannya, sistem Halal Traceability menerapkan QR Code-Based Agreement, yakni pemindaian QR Code setiap melewati tahap produksi untuk meninjau kehalalannya.
“Seperti proses perpindahan daging dari RPH ke pelaku usaha pertama. Proses tersebut harus melalui pemindaian QR Code untuk menghimpun data produksi usaha ke laman TRACE,” ungkap guru besar Departemen Sistem Informasi ITS itu.
Guna memperluas jangkauan produk yang terintegrasi pada laman tersebut, Iin dan timnya berkolaborasi dengan BI. Kolaborasi ini juga menggandeng dua lembaga nasional, yakni Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Kementerian Pertanian RI. Dalam hal ini, produk-produk yang telah tersertifikasi halal di BPJPH akan otomatis terintegrasi dengan TRACE.
Dikembangkan selama setahun, TRACE telah diluncurkan di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 sebagai Program Utama Nasional Ekonomi Syariah, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Iin juga berkesempatan mempresentasikan inovasi ini dalam gelaran The 6th Indonesia International Halal Lifestyle Conference (INHALIFE) 2024, beberapa waktu lalu.
“Kami memperoleh banyak tanggapan positif, sebab model pengawasan halal ini masih baru di Indonesia,” pungkasnya. (aci)