PPDS FK Unair Edukasi Pencegahan Tuberkulosis ke Siswi SMAN 5 Surabaya

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sejumlah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Departemen Obstetri dan Ginekologi (Obgin) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar Pengabdian Masyarakat di SMAN 5 Surabaya, Jumat (15/11/2024).

Pengabdian Masyarakat yang mengusung tema “Berkolaborasi dan Bersinergi Melawan TB Organ Reproduksi Wanita” ini, difokuskan pada edukasi pencegahan Tuberkulosis (TB) pada usia remaja wanita, yang diikuti 25 siswi SMAN 5 Surabaya.

Ketua Departemen Obgin FK Unair Dr dr Brahmana Askandar SpOG (K)Onk SMF mengatakan, edukasi kesehatan ini penting dilakukan sedini mungkin, karena nantinya akan berdampak langsung pada siswi SMA yang akan menjadi ibu atau orang tua dan mengelola rumah tangga.

Baca Juga:  Tim In'side, KIR SMAN 2 Sidoarjo Raih Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional

Menurutnya, pengetahuan tentang kesehatan seharusnya masuk dalam kurikulum SMP maupun SMA, terutama yang lebih fokus pada bagaimana mencegah penyakit yang mematikan.

“Problem kesehatan seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan, di antaranya jantung, otak, dan kanker. Tapi, sebenarnya banyak yang bisa dicegah, mulai dari makanan, pola hidup sehat, dan olahraga,” ujar dr Brahmana.

“Angka kematian ibu dan anak dan 50 persen preventable atau bisa dicegah. Kanker serviks penyebabnya infeksi HPV (Human Papillomavirus) karena gonta-ganti pasangan seks. Kemudian, kanker liver penyebabnya infeksi virus hepatitis, itu semua bisa dicegah,” sambungnya.

Baca Juga:  Klinik dari Korea Selatan akasia 365mc Buka LAMS Center di Mayapada Hospital Surabaya

dr Brahmana menyebut, hingga saat ini belum ditemukan adanya laporan kasus TB di Surabaya. Namun, secara nasional, angka kematian ibu bersalin masih tinggi, sehingga peran siswa SMA ini sangat besar ketika nantinya menjadi ibu.

“Ketika menjadi ibu dan menasihati anaknya, bagaimana kontrol kehamilan yang sehat, bagaimana pencegahan komplikasi kehamilan. Problem kedua, angka kanker kita masih tinggi yang sebagian besar bisa dicegah, yakni kanker paru dengan edukasi untuk rokoknya, dan lain-lain, kanker serviks tidak gonta-ganti pasangan seks, dan vaksin sejak usia dini, skrining ketika menikah,” ungkapnya.

Baca Juga:  Universitas Brawijaya Raih Kenaikan Peringkat QS Asia 2025

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Spesialis-1 Obgin FK Unair Dr dr Ernawati SpOG Subs KFM menjelaskan, selama ini banyak orang hanya mengetahui TB pada saluran pernafasan. Namun, sebenarnya juga ada di dalam organ reproduksi, rahim, omentum, dan indung telur.

“Gejalanya orang tidak haid atau menstruasi (Amenore) atau gangguan haid, perutnya membesar benjolan, kita mengira kanker ternyata setelah dioperasi hanya cairan saja hanya TB, dan itu orang tidak aware jika itu TB,” pungkasnya. (aci)