PON 2024 Aceh Sumut
Sepak Bola Putra Jatim Berebut Emas Lawan Jabar di Final PON 2024, Begini Komentar Pelatih Fakhri Husaini

BANDA ACEH, SURYAKABAR.com – Tim sepak bola putra Jawa Timur (Jatim) akan berebut medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh Sumut melawan Jawa Barat (Jabar) di laga final di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Rabu (18/9/2024) malam.

Pelatih sepak bola putra Jatim Fakhri Husaini berharap laga final nanti menjadi tontonan menarik dan menyuguhkan pertandingan yang berkualitas.

“Sepak bola harus memberikan kebaikan kepada semua,” kata Fakhri dalam sesi jumpa pers di Media Center PON XXI 2024 Aceh-Sumut, Hotel Hermes, Banda Aceh, Selasa (17/9/2024) malam dikutip laman KONI Jatim.

Salah satu syarat agar partai final menjadi tontonan menarik harus dipimpin wasit berkualitas. Seperti halnya babak semifinal saat Jatim menghadapi tuan rumah Aceh. Pertandingan dipimpin wasit Liga 1.

Pada laga semifinal tersebut Jatim berhasil mengalahkan Aceh 3-2. Sekalipun tuan rumah Aceh kalah, semua pihak dapat menerimanya. Termasuk sekitar 44 ribu suporter Aceh yang menyaksikan langsung di stadion. Sementara suporter Jatim hanya sekitar 300-400 orang. Tapi mereka merasa nyaman dan aman karena pertandingan berlangsung baik.

Baca Juga:  Jatim Dominasi Balap Motor Grasstrack PON 2024

“Bayangkan, 300-an suporter Jatim berada di antaran ribuan suporter Aceh. Tidak ada satupun batu yang mengarah ke suporter Jatim. Semuanya bisa menerima meski Aceh kalah,” ucapnya.

Pada kesempatan ini, Fakhri banyak menyoroti kepemimpinan wasit pada babak perempat final antara Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Aceh. Sebenarnya, lanjut Fakhri, kedua tim diperkuat pemain berkualitas. Mereka pula yang akan menjadi masa depan sepak bola Indonesia.

Namun laga Sulteng kontra Aceh menjadi tidak menarik, karena kualitas wasit yang memimpin pertandingan. Wasit berat sebelah saat mengambil keputusan dan banyak menguntungkan salah satu tim.

“Menyaksikan Sulteng lawan Aceh, saya sangat sedih. Pertandingan jadi tidak berkualitas karena dipimpin wasit yang tidak berkualitas,” tandasnya.

Baca Juga:  Perenang Jatim Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi Raih Lima Medali Emas PON 2024, Samai Atlet Loncat Indah Gladies Lariesa Garina

Disinggung apakah perlu digunakan VAR pada laga PON, Fakhri menyebut terlalu mahal untuk menerapkan perangkat tersebut di even setingkat PON. Orang awam pun yang menyaksikan laga Aceh melawan Sulteng tahu wasitnya tidak berkualitas.

“Orang bodoh pun tahu. Tidak perlu VAR. Wasit harus punya hati nurani. Apalagi mereka itu pemain-pemain muda,” tandasnya.

Terkait strategi menghadapi Jabar di final, Fakhri tak berbicara banyak. Pastinya dari 23 pemain yang dibawa ke PON XXI, hanya satu pemain yang tidak bisa tampil yakni Rafael yang mengalami cedera ligamen.

Baca Juga:  DPR Setujui Proses Naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, Lanjut Paripurna

Tidak menutup kemungkinan, Fakhri menerapkan formasi yang sama seperti saat menghadapi Aceh di semifinal. Namun formasi pemain bisa juga berubah menyesuilkan kondisi di lapangan.

“Semua tim sudah tahu kekuatan masing-masing. Kami juga sudah punya video dan catatan tim Jabar. Untuk formasi pemain, tunggu informasi medis,” tutur pri asal Aceh tersebut.

Sementara Jabar melangkah ke final, setelah di semifinal menang 5-4 atas Kalimantan Selatan lewat adu tendangan penalti. Adu tendangan penalti dilakukan, setelah kedua tim bermain imbang 0-0 hingga perpanjangan waktu berakhir. (*)